Lihat ke Halaman Asli

Irene Aprilya

Alinea baru-

Serpihan Surga yang Terabaikan

Diperbarui: 27 Februari 2018   22:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok

Wisata air terjun Kali Pancur berada di desa Nagosari, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang- Jawa Tengah. Kurang lebih hanya 1 jam dari tengah kota salatiga. Saat sampai di parkiran motor Kali Pancur, kamu cukup membayar Rp. 2000, satu motor dan Rp.3000, satu orang untuk memasuki kawasan wisata. Tidak berhenti disitu, kamu harus berjalan kurang lebih 2 kilo untuk sampai pada anak tangga pertama. Anak tangga? Ya, kamu harus menuruni 880 anak tangga untuk sampai ke air terjun ini. Berarti jika ditotal pulang perginya kamu harus menuruni dan menaiki 1760 anak tangga. Untuk sesuatu yang indah memang tak bisa didapat dengan mudah gengs. Bukan hanya harus melewati anak tangga, kamu juga harus berhati-hati dengan licinnya setiap anak tagga yang ada. Ada pula anak tangga yang sudah rusak dan hanya ditumpuk dengan batu, ya kalo sudah begini sepertinya memang sudah harus diperbaiki, tapi benar-benar worth it antara perjuanganmu dan pemandangan yang di sajikan oleh alam.

Air terjun Kali Pancur, posisinya yang ada di sisi lain dari kaki gunung telomoyo membuat dia jarang di lihat. Nggak sebanding dengan popularitas gunung telomoyo, air terjun ini menyajikan ke indahannya sendiri. Tak seperti puncak gunung telomoyo yang menawarkan pemandangan indah ala ketinggian, disiini kamu dapat menikmati indahnya air terjun dengan background  dinding tumbuhan hijau. Alam seakan memahat dirinya sendiri, menyediakan tempat bagi manusia untuk menikmatinya. Sepanjang menyusuri tangga, dapat dipastikan kamu nggak akan bosan dengan viewnya. Matamu akan benar-benar dimanjakan dengan indahnya alam sekitar. Capekmu menyusuri tangga yang sangat banyak ini akan benar benar terbayarkan dengan sensasi segar dan sejuk yang di suguhkan oleh tempat ini. Air terjun Kali Pancur dulunya lumayan terkenal, namun saat ini seperti mulai ditinggalkan. Traveler yang pernah datang tak hanya meninggalkan air terjun ini, sayangnya mereka juga meninggalkan sampah plastic bekas makanan mereka. Ya, bukan hanya ditinggalkan. Serpihan surga ini juga diabaikan. 

Semakin sepi tempat ini membuat satu warung yang ada di sebelah air terjun juga ditinggalkan begitu saja membuat kesan kumuh diantara keindahan sekitar air terjun, tempat sampah yag ada juga tidak lagi berfungsi dengan baik karena sudah penuh dan tidak diangkut ke tempat pembuangan yang lebih besar. Sampah dibiarkan berserakan. Saranku gengs kalo kamu niat banget kesini, bawa makanan yang berbungkus plastic, mending bawa pulang sampahmu deh, sayang kan tempat indah dikotori sampah.

Tidak berhenti di situ selain tempat wisata air  terjun ini juga mengalirkan air ke daerah sekitarnya dan menjadi sumber air bersih bagi masyarakat sekitar. Nah gak hanya indah, air terjun ini juga sumber kehidupan bagi masyarakat. Berarti nggak ada alasan untuk nggak dijaga kan?

Semua orang bebas mengunjugi tempat wisata yang indah. Ya, Tuhan juga sudah kasih tempat indah untuk kita nikmati, namun nikmatilah semua itu dengan cara yang bertanggung jawab ya gengs, serpihan surga ini tak dirawat namun bukan berarti mati keindahannya, nggak dirawat aja udah indah, apalagi dirawat. Alam itu bersahabat, kalo kita juga mau menjadikannya sahabat.

Salam travelink.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline