Lihat ke Halaman Asli

IRENE SYABILLA ALIFIA

MAHASISWA ILMU KOMUNIKASI

Tanggapan Kaum Millenial Situbondo Terhadap Kegaduhan WNA di Bali

Diperbarui: 17 April 2023   11:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh Aryo A. Septrian dan Irene Syabilla A pemenuhan tugas ETS mata kuliah Opini Publik & Propaganda yang diampuh oleh Beta Puspitaning Ayodya, S.Sos., M.A 

Beberapa bulan yang lalu dunia maya di buat heboh oleh tindakan senonoh yang di lakukan oleh seorang wisatawan asing  di Bali. Video yang menunjukan tindakan semena-mena seorang wisatawan asing di Bali saat mengendarai motor di jalan raya viral di seluruh sosial media. Dalam video yang viral tersebut terlihat seorang wisatawan asing laki-laki yang tidak jelas negara asalnya mengamuk di jalan raya. Wisatawan asing tersebut bertindak cukup arogan dan mengeluarkan kata-kata yang tidak senonoh. Di kabarkan wisatawan asing tersebut marah akibat di tegur oleh seorang polisi adat atau pecalang saat ia berkendara di jalan raya. Bukan tanpa sebab wisatawan asing tersebut di tegur karena menyalahi aturan berkendara.

Melihat tindakan wisatawan asing yang semena-mena tersebar luas di media sosial, masyarakat Indonesia tidak tinggal diam. Tidak hanya masyarakat asli Bali saja yang bereaksi akan hal ini tetapi seluruh masyarakat Indonesia ikut menyoroti permasalahan ini. Tindakan semena-mena dan tidak sesuai dengan hukum serta norma berlaku yang di lakukan oleh wisatawan asing memang kerap terjadi di Bali, kasus ini hanya menambah sejarah penjang tindakan semena-mena para turis asing ini di pulau Bali.

Melihat permasalahan ini mulai banyak bermunculan opini serta pandangan di tengah masyarakat mengenai permasalahan yang terjadi. Opini yang di berikan oleh publik tentunya berbeda-beda. Setiap individu memiliki cara pandangnya masing-masing dalam mengatasi permasalahan ini.

Kami memfokuskan berita ini untuk mengutip opini yang telah di berikan oleh kaum milenial di Kabupaten Situbondo yang juga hidup di daerah pariwisata mengenau permasalahan ini. Masyarakat yang juga hidup di daerah pariwisata tentunya memiliki pandangan yang berbeda dengan kita yang tidak tinggal di daerah pariwisata mengingat bahwa permasalahan ini terjadi di Bali yang mana merupakan daerah pariwisata yang paling di minati oleh wisatawan asing.

Permasalahan ini tentunya berdampak di berbagai bidang, dari bidang sosial, adat, hukum, hingga di bidang pariwisata itu sendiri. Dampak yang di timbulkan tentunya juga berbeda-beda. Contohnya saja pada bidang sosial dan adat, apabila permasalahan seperti terus belanjut dan tidak di tindak lanjuti maka akan mengancam ketenangan masyarakat sekitar dan kelestarian budaya yang ada. Sedangkan pada sektor pariwisata itu sendiri apabila penanganan yang di lakukan salah tentunya dapat berdampak pada intensitas kunjungan wisatawan asing ke Bali.

Kami mencoba mengumpulkan opini mengenai bagaimana pandangan kaum milenial di Kabupaten Situbondo dalam mengatasi permasalahan ini. Sebanyak 30 kaum milenial Situbondo dari kisaran umur diatas 17 tahun dan diatas 20 tahun yang mengetahui mengenai permasalahan ini telah memberikan opini mereka. Sebanyak 86.7% dari 30 kaum milenial Situbondo yang memberikan pandangannya beranggapan bahwa seharusnya penanganan yang tepat akan permasalaha ini adalah penindakan secara tegas sesuai dengan hukum yang berlaku bagi oknum yang melakukan kegaduhan di Bali. Alasannya adalah karena apabila hal ini terus di normalisasikan para wisatawan asing ini akan terus menganggap remeh hukum yang ada di Indonesia terutama yang ada di Bali, hal ini juga dapat menimbulkan ke gaduhan dan rasa tidak nyaman di masyarakat.

Beberapa tanggapan lain dari kaum milenial Situbondo mengenai penanganan masalah ini adalah agar permasalahan ini di selesaikan dengan cara kekeluargaan saja. Sebanyak 13.3% dari 30 orang yang telah memberikan pandangannya beranggapan bahwa cara ini adalah cara yang paling cocok untuk menyelesaikan permasalahan ini. Bukan tanpa alasan, para kaum milenial Situbondo yang memilih cara ini berpandangan bahwa apabila para turis-turis asing ini di tindak lanjuti secara hukum akan menimbulkan efek jera dan rasa malas untuk berkunjung lagi ke Indonesia tentunya hal ini akan sangat berpengaruh pada sektor wisata yang ada di Bali maupun Indonesia. Maka dari itu ada baiknya jika para turis asing ini di edukasi secara perlahan dan di berikan arahan secara perlahan mengenai hukum yang berlaku.

Itulah tadi pandangan para kaum milenial di Kabupaten Situbondo mengenai penanganan permasalahan yang terjadi di Bali, yakni perilaku semena-mena para WNA terhadap hukum dan masyarakat lokal di Bali.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline