Saya mengenal nasi kucing itu justru bukan di daerah Jawa Tengah tapi di Tangerang Selatan. Awalnya gak ngerti juga apa sih itu nasi kucing. Oh ternyata nasi bungkus yg porsinya sedikit seperti makanan yg diberikan pada kucing.
Di dekat rumah kami ada beberapa angkringan nasi kucing. Seru juga makan di sana. Dan cocok untuk malam hari di mana saya sudah tidak mau makan nasi terlalu banyak.
Ada satu penjual yg dekat sekali dengan rumah kami, ada di pinggir jalan tapi bukan jalan raya tapi jalan ini cukup ramai karena merupakan jalur angkot.
Nasi kucingnya ada berbagai pilihan, nasi bandeng, nasi orek tempe, nasi ikan teri, mie goreng. Juga ada nasi bakar. Nah, porsi nasi bakar ini lebih besar dari nasi kucing, sekitar 2x porsi nasi kucing.
Nasi bakarnya pun ada 2 pilihan, ayam dan ikan teri. Sambal ada 2 jenis, sambal mentah dan sambal terasi, disediakan terpisah di mangkok kecil buat tiap pemesan.
Lauknya ada banyak sekali pilihan. Tahu bacem, tahu goreng isi, tempe bacem, tempe mendoan, aneka jenis sate-satean, bakso, otak-otak, usus, telur puyuh, udang, sosis juga ada kepala ayam dan ceker. Kadang ada kerang dan gembus juga. Minumannya yg pasti ada wedang jahe, jeruk hangat ataupun es jeruk.
Ternyata peminatnya banyak juga. Terlihat dari perkembangan angkringan ini yang awalnya hanya disediakan tempat duduk di seputaran angkringan, sekarang sudah ada tambahan meja panjang dan banyak kursi.
Selain itu banyak juga yg beli bungkus, jadi tidak semua juga yg makan di tempat. Sambil makan, sambil ngobrol walaupun tidak bisa terlalu lama karena banyak pembeli yg akan berdatangan juga.
Kalau kebiasaan kami selalu minumnya wedang jahe. Wedang jahenya tanpa susu kental manis, cukup dengan gula sedikit. Jadi berasa banget jahenya pedas pedas menghangatkan. Mantap sekali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H