Lihat ke Halaman Asli

Iren Aprilia

Mahasiswa

Kurangnya Pemahaman Tentang Pernikahan Pada Anak di Bawah Umur

Diperbarui: 6 Desember 2024   22:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

                                      Abstrak 

Pernikahan anak di bawah umur masih sering terjadi, terutama di daerah tertentu. Banyak yang menganggap pernikahan dini sebagai solusi masalah keluarga, misalnya karena faktor ekonomi atau tradisi. Padahal, praktik ini bisa berdampak buruk bagi anak-anak. Sayangnya, banyak orang yang belum memahami bahayanya pernikahan anak.

Mengapa Pemahaman tentang Pernikahan Anak Masih Rendah?

1. Kurangnya Pendidikan

Tidak semua anak mendapatkan pendidikan yang cukup. Banyak anak perempuan, terutama di daerah terpencil, tidak tahu apa saja risiko dari pernikahan dini karena minimnya akses informasi.

2. Tekanan Budaya dan Tradisi

Di beberapa tempat, menikahkan anak perempuan dianggap wajar. Orang tua sering merasa itu adalah cara terbaik untuk menjaga kehormatan keluarga atau memperbaiki ekonomi, tanpa tahu dampak buruknya.

3. Tidak Tahu Hukum

Undang-undang di Indonesia sebenarnya sudah mengatur usia minimal menikah, yaitu 19 tahun. Namun, masih banyak yang tidak tahu aturan ini atau mencari jalan untuk melanggarnya.

Dampak Buruk Pernikahan Anak dibawah umur?

1. Masalah Kesehatan

Anak perempuan yang hamil di usia muda lebih berisiko mengalami komplikasi kehamilan atau melahirkan. Ini bisa membahayakan nyawa mereka.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline