Lihat ke Halaman Asli

Iramasan Efendi

BELAJAR MEMANTASKAN DIRI

Mencari Keberkahan Ilmu Talaqqi Kitab Ta'limul Mutaallim

Diperbarui: 6 November 2021   12:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menuntut ilmu adalah suatu kewajiban bagi setiap orang, karena dengan ilmu seseorang akan mengetahui perkara-perkara yang baik dan buruk, dengan ilmu juga orang bisa diangkat derajatnya karena ia mengetahui mengimani ilmu Tuhan dan mentadabburi, membuktikan kebesaran-kebesaran Tuhan melalui ilmu itu sendiri serta menambah keimanannya kepada Allah SWT.Maka agar seseorang itu sampai pada apa yang menjadi tujuan ilmu itu sendiri perlu kiranya kita memperhatikan tata cara dalam mendapatkannya baik zahir maupun batin, seberapa banyak seseorang yang mempunyai ilmu namun karena kurang tepat dalam memperolehnya menjadikan ilmu itu sendiri kurang kerbermanfaatannya untuk dirinya apa lagi untuk orang disekitarnya. Dalam hal ini menelaah kembali kitab Ta'limul Muta'allim karangan ulama kita yang tidak asing lagi dengan nama lengkap Nu'man bin ibrohim bin al-kholil az Zarnuji. Beliau banyak menyumbangkan khazanah dalam berbagai keilmuan diantaranya adalah etika dalam proses pembelajaran bagaimana sejatinya seorang pelajar dalam menggali ilmu-ilmu Tuhan yang sangat luas terlebih ilmu agama. Hal ini di lakukan agar segenap pencari ilmu memiliki pengetahuan yang luas, pribadi yang mempunyai karakter yang unggul serta kemanfaatannya ditengah masyarakat jauh lebih terasa keberadaannya.

Kesempatan kali ini kaitannya dengan Bab Wara' atau bab bagaimana kehati-hatian seorang pelajar agar senantiasa menjaga dirinya agar tidak terjatuh pada hal-hal yang mengurangi keberkahan ilmu seperti perkara yang masih samar-samar, belum jelas keabsahannya, barang-barang syubhat terlebih yang sudah jelas keharamannya.

Pada halaman 39-40 kitab Ta'limul Muta'allim memberikan kita beberapa pencerahan bagi setiap pencari ilmu untuk lebih memperhatikan beberapa hal diantaranya;

a. Makan di Warung atau pasar juga mengurangi keberkahan karena ia banyak dilihat oleh orang fakir yang tidak mampu membeli makanan tersebut.
b. Seorang yang Zahid harus menjauhi perkara ghibah dan orang yang banyak bicara yang sia-sia karena ia mencuri banyak waktu darimu.
c. Hendaklah dalam menuntut ilmu menghadap kiblat dan mengamalkan sunnah Nabi Muhammad SWA.
d. Hendaklah menjaga diri dari orang yang suka berbuat kerusakan dan maksiat, karena tabiat yang buruk gampang menular.
e. Hendaklah meminta doa dari orang sholeh dan menghindari doa dari orang yang terzolimi.
f. Orang yang berilmu sepatutnya tidak meremehkan/menyepelekan adab dan perkara yang sunnah dalam menuntut ilmu
من تهاون بالآدب حرم السنن ومن تهاون بالسنن حرم الفرائض من تهاون بالفرائض حرم الآخرة
g. Penuntut Ilmu hendaknya memperbanyak sholat dan sholat secara khusu' karena semua itu dapat membantu untuk menghasilkan ilmu dan belajar yang nyaman.

Dari beberapa poin diatas kita bisa menelaah kembali sejauh mana kita sudah mempraktekannya dalam kehidupan kita sehari-hari, terlebih bagi setiap kita yang sedang dalam proses pencarian ilmu itu sendiri. Semoga kita bisa semua diberikan kemudahan-kemudahan untuk mengamalkan sedikit demi sedikit ilmu yang kita pelajari bersama, bermanfaat untuk diri kita terlebih untuk segenap saudara kita yang lain, hingga tepat sesuai dengan esensi setiap orang pada dasarnya kita kembali mengingat sebaik-baik ummat dialah yang menebar manfaat untuk  orang lain.  Teruslah bergerak karena disetiap pergerakan selalu ada keberkahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline