Lihat ke Halaman Asli

Ire Aprilia

Penulis Pasif

Peran Penting Feminisme dalam Politik Global Dilihat dari Kacamata Hubungan Internasional

Diperbarui: 27 Januari 2022   00:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Feminisme merupakan sebuah pergerakan perempuan yang membahas mengenai kesetaraan hak perempuan dan laki-laki dalam segala aspek. Feminisme ini lahir pada awalnya dimuali dari munculnya sekelompok aktivis perempuan di bumi bagian barat yang kemudian lambat laun menjadi gelombang akademik di universitas-universitas termasuk negara-negara islam, melalui program “woman studies”. Feminis ini pada awalnya menggunakan isu “hak dan kesetaraan” yang dijadikan landasan perjuangannya akan tetapi pada tahun 1960 an para feminis menggantikan landasan “hak dan kesetaraan” tersebut dengan istilah “penindasan dan kebebasan” yang pada akhirnya feminisme menyatakan dirinya dengan sebutan “gerakan pembebasan perempuan”.

- Feminisme mempunyai beberapa tokoh penting yang diantaranya terdiri dari :

  • Marry wolstonescarft, sebagai feminisme gelombang pertama pada tahun 1792, yang membahas mengenai memperoleh hak-hak politik dan kesempatan ekonomi yang setara bagi kaum perempuan . dengan melahirkan teori-teori feminis liberal, radikal & marxis.
  • Simone de beauvior’s, tokoh feminis gelombang ke-2 pada tahun 1949 yang menyatakan bahwa feminisme harus mendapatkan kesetaraan ekonomi secara penuh bagi perempuan dan bukan hanya sebatas untuk bertahan secara ekonomi.

Feminisme dalam HI,  pada awalnya muncul sekitar akhir tahun 1980 an yang diawali dengan pernyataan seorang penulis buku yang bernama “ Cyntia Enloe”. Pada saat itu seorang penulis ini lah yang sangat berpengaruh terhadap feminisme dalam HI di masa itu dalam bukunya yang berjudul “ Banana, beaches and Bases : Making Feminist Sence Of International Politics” yang menyatakan bahwa gender sangat luar biasa didalam dunia akan tetapi belum ditemukan dalam Hubungan internasional. 

Dalam teori hubungan internasional feminisme merupakan sebuah keharusan yang difokuskan untuk meneliti bagaimana konflik ,militer dan perilaku negara-negara dalam system internasional dikonstruk melalui hubungan structural gender yang timpang sehingga mempengaruhi individu.

Di sini hubungan internasional telah menelaah bagaimana politik internasional mempengaruhi dan dipengaruhi oleh maskulinitas dan feminitas serta begaimana konsep inti yang diterapkan dalam Hubungan Internasional memiliki gendernya masing-masing. Feminisme dalam Hubungan Internasional muncul sebagai bentuk keprihatinan terhadap realis yang dimana kekuatan, otonomi, rasionalitas seringkali diklarifikasikan sebagai stereotype maskulinitas, sedangkan karakteristik lemah bergantung emosional diasosiasikan sebagai stereotype feminitas.

 Nah dari sinilah akibatnya maskulinitas menjadi superior dan feminitas menjadi inferior.  Maskulinitas itu pun telah menjadi “ideal Type” dari cara suatu negara dan warganya berperilaku, khususnya dalam hal-hal yang berkaitan dengan kebijakan luar negeri.  Feminisme dalam hubungan internasional ini juga memberikan konstribusi besar dengan menjadikan agenda marjinal sebagai agenda utama dalam hubungan internasional.

Menurut Steans Et Al (2005) telah terdapat beberapa tema mengenai apa saja konstribusi feminisme dalam hubungan internasional  salah satu nya yakni tema pertama yang tertulis bahwa perspektif feminis jika dihubungkan dengan negara adalah menentang gagasan bahwa hubungan gender itu tidak ada hubungannya dengan politik internasional.

Selanjutnya diseluruh dunia perjuangan untuk kedaulatan rakyat dan kemerdekaan nasional telah mendorong tuntutan untuk hak-hak kewarganegaraan, oleh karena itu hal ini perempuang sering merasa diuntungkan dan juga didunia ini banyak lembaga kemasyarakatan yang bergerak dalam memperjuangkan hak-hak perempuan dan anak yang dimana hak tersebut telah tertulis didalam sebuah perjanjian yang disebut perjanjian ‘ganeva’ yakni yang mengatur tentang segala permasalahan perempuan dan anak-anak dalam perang. Selain itu juga telah tertulis bahwa gender juga merupakan faktor sentral dalam memahami tatanan dunia (Steans et Al, 2005 : 173-174). 

Selain itu peran feminis dalam Politik Global saja disini saya mengambil contoh studi kasus bahwa sebuah pergerakan yaitu feminisme memiliki peranan penting bagi segala aspek saya melihat dari contoh kasus dari adanya LGBT bagi feminisme global sama sama segala sesuatu yang sama sama perjuangkan atas kebebasan Haknya. Karena pada dasarnya LGBT dengan Feminisme merupakan suatu kesatuan sebagai satu satunya alat untuk memerangi salah satu monster tinggi yang harus dilawan yaitu Patriarki. 

Feminisme disini tidak hanya mengimplementasikan nilai-nilai perjuangan perempuan saja akan tetapi buah dasar dari feminisme itu sendiri sebenarnya adalah Empati, yang dimana bahwa didunia tidak seharusnya ada sebuah tindakan diskriminasi. Bagaimana saya bisa berpendapat dalam hal ini karena saya mengetahui selama ini LGBT merupakan sesuatu hal yang tabu, yang selalu diinjak injak mengatasnamakan agama dan didiskriminasi karena berbeda, maka hal tersebut perlu diperangi dan feminisme hadir untuk itu, untuk memberikan suppoert dan berfikir bahwa yang diperjuankan adalah para wanita yang direnggut haknya dan begitupula LGBT adalah sama sama makhluk yang rentan.

Kita sebagai manusiayang berhak berpendapat dan beropini setidaknya tidak semata mata menghakimi pilihan yang telah dipilih oleh orang lain terutama LGBT itu sendiri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline