Lihat ke Halaman Asli

Kenangan Semilir Angin di Puncak Simalem

Diperbarui: 25 Juni 2015   21:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Masih teringat dengan jelas di pelupuk mata saya tentang keindahan panorama yang disuguhkan oleh Taman Simalem Resort. Tahun lalu, saya dan kedua teman saya pertama kali mengunjungi tempat ini pada tanggal 6 Juni 2010. Keinginan untuk menjajaki tempat ini berawal ketika seorang teman yang menceritakan dan merekomendasikan taman spektrakuler yang memiliki luas (+/-) 200 hektar ini kepada kami. Rasa penasaran pun menyeruak dan memaksa kami untuk segera mengunjungi taman ini juga.

Rencana telah disusun, pagi buta ketika jam masih menunjukkan pukul 04.00 WIB kami sudah meluncur menuju ke arah jalan Jamin Ginting. Pukul 05.00 WIB, kami singgah sebentar untuk melaksanakan sholat subuh dan melanjutkan perjalanan kembali. Kami memilih pergi di waktu sepagi itu karena kami juga ingin melihat matahari terbit dari puncak Berastagi.

Namun sayang, rencana kami sepertinya kurang matang untuk melihat terbitnya matahari dari puncak Berastagi. Meskipun mobil yang kami tumpangi sudah berlari cukup kencang, namun matahari sudah keburu terbit dari balik pegunungan. Dan, beberapa tumpukan awan yang gelap pun ikut mengiringi terbitnya matahari, sehingga rintikan hujan menghujani kami ketika mengabadikan cahaya matahari yang tertutup awan itu.

Karena baru pertama kali kami mengunjungi Taman Simalem Resort, maka kami harus mengantongi beberapa info dan petunjuk penting untuk menuju ke tempat itu. Info yang kami kumpulkan seperti, jalan mana yang harus kami lewati, berapa lama perkiraan waktu perjalanannya, apa saja suasana yang disuguhkan di sana, dan info-info lainnya.

Berdasarkan perkiraan, lamanya waktu hingga sampai ke Taman Simalem Resort dari pusat kota adalah sekitar 3 jam. Karena kami tidak dikejar waktu dan terkesan santai, maka kami singgah sebentar di kota Berastagi untuk mengisi perut dengan sarapan lontong Medan. Ketika itu waktu menunjukkan pukul 06.30 WIB.

Setelah selesai beristirahat, kami melanjutkan perjalanan kembali menyusuri jalan Jamin Ginting menuju daerah Kabanjahe. Hujan baru saja mengguyur jalanan sehingga jalanan yang kami susuri penuh dengan kubangan. Kami juga harus berhati-hati agar tidak terjebak ke dalam lubang yang tidak kelihatan karena terendam genangan air. Dalam perjalanan itu, kami bertemu dan berselisih jalan dengan para pengendara off road, dan aksi para pengendara motor off road itu menjadi tontonan tersendiri bagi kami.

Kami bertanya beberapa kali kepada penduduk setempat untuk memastikan bahwa jalan yang kami lewati memang benar menuju ke arah Taman Simalem Resort. Lepas dari jalanan yang penuh lubang dan genangan air, kami disuguhi oleh pemandangan hamparan lahan pertanian dan perkebunan, seperti lahan tanaman cabe, kol, wortel dan tanaman sayuran lainnya. Sungguh pemandangan yang sangat indah.

Akhirnya kami sampai di pintu masuk Taman Simalem Resort sekitar pukul 08.00 WIB. Biaya masuk ke taman ini tidak dihitung berdasarkan per orang, tapi per kendaraan. Untuk mobil keluarga seperti yang kami tumpangi ini, kami harus membayar biaya masuk sebesar Rp 200.000,- . Untuk weekend dan hari libur, harga tiket masuk adalah Rp 200.000,- sedangkan hari biasa hanya Rp 150.000,- . Namun, lain halnya dengan harga tiket untuk kendaraan yang lebih besar seperti bus, pengumuman yang tertera di pintu masuknya memberitahukan bahwa kendaraan bus harus membayar tiket sebesar Rp 1.000.000,- s.d Rp 1.500.000,- tergantung besarnya bus.

Dari tiket seharga Rp 200.000,- itu kami mendapatkan 3 lembar voucher seharga Rp 25.000,- yang bisa ditukarkan dengan berbagai makanan yang ada di café di dalam Taman Simalem Resort ini. Selain itu, kami juga mendapat beberapa lembar kupon diskon untuk bermain flying fox di arena outbond-nya, dan beberapa lembar informasi serta peta Taman Simalem Resort.

Memasuki halaman awal Taman Simalem Resort membuat kami berdecak kagum dan tentu saja tanpa membuang waktu kami singgahi tempat-tempat yang memiliki go spot yang bagus untuk berfoto. Salah satunya adalah di depan dinding yang bertulisan Welcome/Selamat Datang/Mejuah Juah dan sebuah rangkaian huruf Mandarin. Cukup lama kami menikmati tempat awal perhentian di taman ini dengan berbagai pose bak selebriti.

Kami kembali melanjutkan perjalanan kembali, ada beberapa tempat yang kami singgahi sesuai dengan peta yang telah diberikan oleh petugas di pintu masuk tadi.

1.Pearl of Lake Toba

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline