Lihat ke Halaman Asli

Kado Pernikahan Berupa Virus HIV/AIDS yang Merenggut Nyawa

Diperbarui: 26 Juni 2015   00:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Sore ini saya mendengar berita bahwa ada seorang tetangga yang baru saja satu minggu menikah tiba-tiba meninggal dunia karena penyakit HIV/AIDS. Semua orang sibuk membicarakan berita heboh itu, karena orang-orang mengetahui bahwa pria itu adalah pria yang baik dan tidak pernah berbuat dan bertingkah yang aneh-aneh.

Ternyata, si pria itu pun heran dengan penyakit yang dialaminya, dan menurut pernyatannya pun dia tidak pernah berbuat atau melakukan tindakan yang menyeleweng dari moral. Tentu saja ada yang aneh, darimana dia tertular virus HIV/AIDS itu? Selidik punya selidik, beberapa saat yang lalu dia menderita sakit dan dibawa ke rumah sakit yang sederhana di pinggiran kota. Selama di rawat di sana, si pria itu disuntik beberapa kali, dan sepertinya dari jarum suntik itulah dia terinfeksi virus HIV/AIDS.

Para tetangga sangat kaget dan ikut bersedih, pengantin baru yang langsung meninggal seketika ketika penyakit berbahaya itu merenggut nyawanya. Si pria yang berasal dari keluarga yang kurang mampu dan keluarganya pun tidak ingin menuntut apa pun atau siapapun, hidup sudah susah dan mereka tidak ingin menambah kesusahan mereka lagi. Miris sekali nasibnya… :(

Kasus seperti ini sudah beberapa kali terdengar, orang-orang yang terinfeksi berbagai penyakit berbahaya karena jarum suntik yang tidak steril. Kalau jarum suntik yang berpindah tempat dan sering dipakai bergantian untuk menggunakan zat adiktif (narkoba) itu sudah biasa kita ketahui, namun jarum suntik yang digunakan untuk kesehatan (untuk menyembuhkan) kenapa malah menjadi jarum pencabut nyawa? Bahkan jarum yang sangat tidak steril seperti itu digunakan di berbagai rumah sakit yang tidak terjamin keabsahannya.

Kalau sudah seperti ini, siapa yang menjadi korban? Tentu saja para orang-orang yang tidak mampu, mereka berobat ke rumah sakit yang kecil dan sederhana karena mereka memberikan pelayanan yang murah meriah. Memang harganya murah meriah dan sangat terjangkau oleh kalangan bawah, namun sangat bertolak belakang dengan manfaatnya, yang ada uang habis kesehatan pun tak jarang bertambah parah.

Memang, ada harga ada rupa, namun, ini masalah kesehatan, kenapa juga harus dianggap sebagai sebuah “barang” yang diperdagangkan dan dijual bebas tidak menentu arah jaminannya? Sudah kemana rasa kemanusiaan sekarang ini? Sepertinya sudah hilang diterjang kebutuhan perut orang-orang yang tidak berhati!

Orang susah semakin susah, orang senang semakin senang, inilah gambaran hidup masa kini. Bahkan nyawa seorang manusia pun terlihat tidak berharga lagi ketika dia tidak sanggup memberikan imbalan yang sesuai untuk kesehatannya kepada orang-orang yang memiliki berbagai fasilitas. Orang yang naik turun mobil mewah akan mendapat fasilitas yang sangat “wah” dan keramah tamahan untuk mendukung kesembuhannya, untuk membantu kesehatannya, sesuai dengan harga imbalan yang dikeluarkannya.

Mungkin, tidak semua rumah sakit atau praktisi kesehatan berlaku seperti kasus ini, namun, selalu saja terdapat kasus-kasus yang akan terbias dengan percuma dari golongan orang-orang yang tidak mampu. Orang-orang yang hanya mampu memberikan kartu miskinnya untuk mendapatkan pengobatan kesehatannya, mungkin akan selalu menjadi kasta yang terbawah. Adakah orang-orang yang lebih perduli kepada mereka?

311011

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline