Lihat ke Halaman Asli

Ketenangan dalam Ketidakaktifan HP

Diperbarui: 23 Juni 2015   23:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Revolusi kecanggihan teknologi khususnya dalam bidang alat komunikasi memang sangat cepat berkembang, semua kalangan ikut merasakan dan mengikuti uforia perkembangannya. Begitu juga saya, meskipun bukan termasuk kalangan fanatik akan alat komunikasi seperti HP, tapi saya ini termasuk orang yang pernah beberapa kali mengganti HP (ceritanya ikut-ikutan eksis menggunakan HP canggih sesuai dengan kocek, hahaha).

Tipe HP yang saya gunakan memang sederhana tapi memiliki fitur-fitur yang lumayan canggih untuk tetap mengikuti perkembangan zaman. Meskipun pada intinya fungsi utama dari HP adalah sebagai alat komunikasi, baik berupa suara ataupun pesan singkat, namun kharisma kecanggihan fitur-fiturnya tetap menjadi tolak ukur seberapa canggih alat komunikasi tersebut.

Sampai saat ini saya masih menggunakan HP jadul dari salah satu merk (yang pernah dan sepertinya masih) terkenal. Masih menggunakan keypad yang menampilkan campuran angka dan huruf. Meskipun dengan ukurannya yang mini, tapi HP ini memiliki fitur untuk melakukan video call, salah satu alasan yang membuat saya untuk tetap mempertahankan HP ini.

HP satu lagi yang saya gunakan adalah termasuk salah satu kecanggihan teknologi di zamannya, zamannya disaat ketika salah satu fiturnya hanya dimiliki oleh merk tersebut. Namun sejak hampir semua HP yang mengusung tipe android mulai menjamah fitur unik tersebut maka ke-eksklusif-an dari fitur itu pun mulai memudar seiring dengan tumbuh suburnya para competitor dalam fitur yang sama.

Dalam tulisan ini, apa yang mau saya bahas bukanlah kecanggihan dari alat komunikasi yang pernah saya gunakan atau yang saya miliki, bukanlah tentang perang kecanggihan fitur dari merk tertentu, bukanlah tentang keunikan dari alat komunikasi jadul. Saya hanya ingin mengatakan bahwa betapa alat komunikasi bisa membuat hidup kita tenang atau justru semakin runyam, bisa membuat hidup berwarna atau semakin merana, bisa membahagiakan atau justru menyedihkan, bisa membuka segala macam kesempatan atau membumi hanguskan peluang. Itu semua tergantung dari bagaimana cara kita menggunakan atau memanfaatkan alat komunikasi tersebut.

Saya kembali lagi sebentar pada fungsi utama dari HP kedua saya, dimana semua aktifitas yang saya lakukan dan berhubungan dengan dunia sosial media menggunakan kecanggihan fitur-fiturnya. Fitur-fitur tersebut pun tidak akan berguna bila saya belum mengaktifkan paket internet. Nah, masalah yang sering melanda HP ini adalah selalu hang karena tidak kuat untuk menampung terlalu banyak fitur-fitur canggih. Maklum, HP ini meskipun canggih tapi sudah termasuk ke dalam golongan jadul yang bahkan harga jualnya pun sangat turun.

HP saya sudah terlalu sering mengalami kejadian hang dan saya mulai terbiasa bila data-data penting yang lupa di save atau di back up akan hilang dengan sendirinya bila saya melakukan reset ulang. HP saya ini sudah divonis sebagai “lem biru” (lempar yang lama dan beli saja yang baru), tapi entah mengapa meskipun sering bermasalah saya tetap menggunakannya.

Seperti beberapa minggu ini, HP ini mulai bermasalah lagi. Hang untuk kesekian kalinya, dan ketika telah berfungsi seperti semula, justru saya malas mengaktifkan paket internetnya, jadilah HP canggih itu hanya berfungsi seperti alat komunikasi jadul, hanya untuk menelepon atau mengirim pesan singkat saja sedangkan fitur-fiturnya mulai “mati suri”. Saya memang masih bisa mengakses internet menggunakan pulsa, tapi saya enggan melakukannya, mungkin karena saya mulai menemukan ketenang dari ketidakaktifan si HP canggih ini.

Entahlah, ada semacam rasa tenang dan nyaman yang saya rasakan dari kondisi “jauh” dari fitur-fitur canggih alat komunikasi. Saya mulai mendapatkan banyak manfaat dari kevakuman di dunia sosial media. Saya bisa fokus pada pekerjaan, bisa melakukan hal-hal lainnya yang sering tertunda karena biasanya saya terlalu sibuk mengurusi fitur-fitur canggih yang terus menerus berbunyi menandakan adanya hal-hal baru yang sebenarnya tidak terlalu penting, bahkan saya bisa lebih tenang beribadah karena bisa meminimalisir dosa dari suguhan berita atau cerita yang penuh fitnah.

Mungkin bukan saya saya yang mengalami hal seperti ini, saya yakin ada beberapa orang yang juga mengalami hal yang sama. Orang-orang yang mulai merindukan ketenangan dari alat komunikasi. Kerinduan akan fungsi utamanya, yaitu sebagai alat komunikasi, bukan sebagai alat yang disalahgunakan untuk membuat hal-hal yang tidak berguna.

Tulisan ini hanyalah sebagai pelampiasan apa yang saya rasakan. Pada intinya saya hanya ingin berbagi, bahwa ternyata betapa nyamannya hidup kita bila kita hanya melakukan apa yang penting untuk dilakukan dan meninggalkan apa yang sebenarnya tidak penting. Apa pun itu opini yang Anda rasakan, pasti tidak akan sama dengan opini saya. Maka saya kembalikan lagi kepada Anda semua tentang bagaimana seharusnya menggunakan alat komunikasi.

Ya, semua orang memiliki seleranya masing-masing, memiliki pandangannya masing-masing, memiliki cara yang berbeda dalam menggunakan alat komunikasi. Baik atau buruknya alat komunikasi pasti sesuai dengan cara penggunaannya sendiri. Selamat menggunakan alat komunikasi Anda dengan bijaksana :)

-130414-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline