Terdapat kejadian yang begitu mengenaskan dimana anak SD berumur 11 tahun ditemukan gantung diri lantaran depresi dikarenakan pembullyan yang dia dapatkan dari teman-temannya. Kita dihadapkan dengan banyak pertanyaan dengan kejadian seperti itu.
Apakah sang ibu tau dengan kondisi anaknya? Bagaimana anak 11 tahun dapat berpikir dengan mengakhiri hidupnya dengan gantung diri?Dari mana dia mendapatkan pemikiran seperti itu? Apa masalah yang benar-benar membuat dirinya sampai mengakhiri hidupnya?
Pertanyaan seperti itu pasti terbesit dipikiran kita karena sangatlah tidak lazim jika anak SD mempunyai pemikiran untuk bunuh diri sampai gantung diri hanya dikarenakan pembullyan yang di dapatkan karena ada jutaan kasus pembullyan tetapi yang sampai mengakibatkan kepada mengakhiri kehidupannya begitu jarang ditemukan.
Mengapa demikian dapat terjadi? Bahwasannya menurut beberapa sumber bahwa anak itu putus asa dengan kehidupannya dikarenakan tidak memiliki seorang ayah sebagai support sistemnya,bagitu mengenaskan.
Memang kita tidak dapat langsung merasakan apa yang dirasakan dia,tetapi beberapa kita pasti setuju jika pembullyan membuat orang merasa tertekan dan depresi dibuatnya tetapi dari jutaan kasus pembullyan tidakkah kita terbesit bahwa permasalahan itu tidak begitu besar jika harus diselesaikan dengan mengakhiri hidupnya.
Dapat kita berpikir sekarang bahwa anak SD tersebut pasti sudah lama ingin mengakhiri hidupnya,dan dia tahu tentang pembunuhan diri juga sudah lama karena dia juga berpikir akibat yang akan di terimanya jika dia melakukannya.
Fenomena dimana kita tidak bisa lepas dari gadget juga dapat menjadi perhatian, yang kita dapat berspekulasi bahwa anak SD tersebut mendapatkan info mengenai bunuh diri dari gadgetnya memang masih banyak faktor lain seperti media sosial sudah sangat masif dalam pemberian informasi dan tidak ada batasan didalamnya.
Semua informasi dari A sampai Z dapat kita telusuri didalamnya, tidak sedikit saya pribadi melihat konten yang sensitif terkait putus asa,depresi,mental health yang bahkan sampai dibuat trend sama mereka dan memang itu hanya sebagian kecil dan lainnya memang benar merasakannya.
Memang penting bagi kita pribadi,lingkungan,keluarga untuk terus dipantau dalam kehidupannya dimulai dari kehidupan ditempat kerja,sekolah,taman bermain,dirumah dan dimana pun. Dan membatasi apapun itu yang memang belum layak dikonsumsi sebelum waktu/umurnya.
Itu hanyalah faktor kecil dari sudut pandang yang tidak begitu luas, dan jika kita lihat kasus tersebut secara komprehensif dan mendalam dapat dipastikan bahwa terlalu banyak faktor yang mengakibatkan anak tersebut memilih untuk mengakhiri hidupnya.
Uniknya dari kasus ini kita yang beragama Islam khususnya bertanya-tanya apakah hal tersebut menjadi contoh bahwa Allah melanggar janjinya yang dimana Allah sendiri yang menyatakan bahwa Allah tidak menguji melebihi kapasitasnya di surah Al-Baqarah ayat 286. Dan ini terbukti dengan kasus anak SD yang bunuh diri, mari kita bedah.