Lihat ke Halaman Asli

Ira AyuAnanda

Mahasiswa Kesehatan

Dampak Kebanyakan Nonton Video Pendek di Sosmed terhadap Konsentrasi dan Kemampuan Akademik

Diperbarui: 15 September 2024   21:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

source: https://www.dailysia.com/

Dalam beberapa tahun terakhir, popularitas platform media sosial yang menyediakan video pendek, seperti TikTok, Instagram Reels, dan YouTube Shorts meningkat pesat. Video-video berdurasi singkat ini memberikan hiburan yang cepat dan mudah diakses, menarik perhatian dengan konten yang bervariasi dan sering kali menghibur. Namun, dibalik kesenangan tersebut muncul pertanyaan tentang dampak dari kebiasaan menonton video pendek secara berlebihan, khususnya terkait dengan kemampuan konsentrasi dan prestasi akademik.

Fenomena ini semakin mengkhawatirkan ketika dilihat dari sisi kemampuan otak dalam mempertahankan fokus dan mengelola informasi. Video pendek umumnya memiliki durasi antara 15 detik hingga 1 menit dan format ini membuat otak kita terbiasa dengan rangsangan yang cepat dan singkat. Ketika seseorang terus-menerus menonton video semacam ini, otaknya cenderung beradaptasi dengan stimulus yang cepat sehingga rentang perhatian atau attention span mereka menjadi lebih pendek. Ini bisa berdampak pada kesulitan dalam mempertahankan konsentrasi untuk tugas-tugas yang membutuhkan fokus jangka panjang, seperti belajar atau membaca materi akademik.

Selain itu, algoritma platform sosial media dirancang untuk menjaga pengguna tetap terlibat dengan cara menampilkan konten yang sesuai dengan preferensi mereka. Alhasil, pengguna dapat terjebak dalam scrolling yang tak berujung, dimana mereka terus menonton video-video pendek selama berjam-jam tanpa disadari. Kebiasaan ini tidak hanya menghabiskan waktu yang berharga, tetapi juga memengaruhi kemampuan otak untuk fokus pada satu tugas dalam waktu yang lama. Ketika seseorang terbiasa berpindah dari satu konten ke konten lain dengan cepat, kemampuan mereka untuk mendalami suatu topik pun menjadi menurun.

Penurunan konsentrasi ini berdampak langsung pada prestasi akademik. Proses belajar membutuhkan fokus yang mendalam dan berkelanjutan, khususnya ketika mempelajari materi yang kompleks atau abstrak. Jika rentang perhatian seseorang semakin pendek, mereka akan lebih mudah merasa bosan atau terganggu saat belajar yang pada akhirnya menghambat pemahaman dan retensi informasi. Dalam jangka panjang, kebiasaan ini dapat menyebabkan penurunan prestasi akademik karena kurangnya pemahaman mendalam terhadap materi.

Selain itu, kebanyakan menonton video pendek juga berpotensi mengurangi kemampuan seseorang dalam berpikir kritis dan analitis. Proses berpikir mendalam membutuhkan waktu dan konsentrasi, tetapi ketika otak terus-menerus dibombardir oleh konten singkat dan dangkal, kemampuannya untuk menganalisis informasi yang lebih kompleks bisa melemah. Hal ini sangat relevan dalam konteks pendidikan, dimana siswa dituntut untuk memahami konsep-konsep yang rumit dan mengaplikasikan pemikiran kritis dalam menyelesaikan masalah.

Namun, bukan berarti menonton video pendek sepenuhnya buruk. Konten ini bisa menjadi sumber hiburan yang menyegarkan dan bahkan edukatif jika dikonsumsi dengan bijak dan yang menjadi masalah adalah ketika kebiasaan ini dilakukan secara berlebihan dan mengganggu keseimbangan waktu serta prioritas lainnya, terutama yang berkaitan dengan kegiatan belajar dan akademik

Solusi untuk masalah ini adalah dengan mengatur penggunaan media sosial secara bijak. Mengatur waktu khusus untuk menonton video pendek dan memprioritaskan waktu belajar dapat membantu menjaga keseimbangan antara hiburan dan tanggung jawab akademik. Selain itu, penting untuk menyadari efek jangka panjang dari konsumsi video yang cepat ini terhadap otak dan kemampuan kognitif.

Kesimpulannya, kebiasaan menonton video pendek di media sosial yang berlebihan dapat memengaruhi kemampuan konsentrasi dan prestasi akademik. Dengan manajemen waktu yang baik dan kesadaran terhadap dampaknya, seseorang dapat tetap menikmati konten hiburan tanpa mengorbankan kemampuan belajar dan prestasi mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline