Setiap orang pasti pernah mengalami momen ketika pikiran-pikiran negatif muncul dan mulai merusak rasa percaya diri. Fenomena ini dikenal sebagai negative self talk atau bicara negatif kepada diri sendiri. Negative self talk adalah pola pikir atau dialog internal yang cenderung kritis, pesimis, dan seringkali tidak rasional terhadap diri sendiri. Ini bisa berupa kalimat seperti, "Aku tidak cukup baik," "Aku selalu gagal," atau "Tidak ada yang akan peduli padaku." Meskipun tampak sepele, negative self talk bisa berdampak besar pada kesehatan mental, emosional, dan bahkan fisik kita.
Negative self-talk dapat terjadi dalam berbagai bentuk. Ada yang dikenal sebagai personalizing, dimana seseorang menyalahkan diri sendiri atas hal-hal di luar kendalinya. Misalnya, jika hujan menggagalkan rencana piknik keluarga, orang tersebut mungkin berpikir, "Ini semua salahku karena memilih hari ini." Ada juga catastrophizing, dimana seseorang selalu membayangkan skenario terburuk yang bisa terjadi. Mereka cenderung berpikir, "Jika aku melakukan kesalahan kecil ini, pasti semuanya akan hancur." Bentuk lainnya adalah filtering, dimana seseorang hanya fokus pada aspek negatif dan mengabaikan hal-hal positif yang terjadi.
Mengapa negative self talk bisa begitu merusak? Pikiran-pikiran negatif ini, ketika dibiarkan tumbuh dapat mempengaruhi suasana hati, perilaku, dan bahkan kehidupan sosial seseorang. Mereka dapat menyebabkan perasaan cemas, depresi, rendah diri, dan isolasi sosial. Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa orang yang sering terlibat dalam negative self talk memiliki risiko lebih tinggi mengalami stres kronis, gangguan kesehatan mental, dan penurunan kesejahteraan secara keseluruhan.
Langkah pertama untuk mengatasi negative self talk adalah menyadari bahwa itu terjadi. Cobalah untuk lebih peka terhadap pikiran Anda sendiri. Setiap kali Anda mendapati diri Anda berpikir negatif tentang diri sendiri, berhenti sejenak dan tanyakan, "Apakah ini benar?" atau "Apakah ada bukti nyata yang mendukung pikiran ini?" Seringkali Anda akan menemukan bahwa pikiran tersebut adalah hasil dari persepsi yang berlebihan atau distorsi kognitif, bukan fakta.
Selanjutnya, ubah pikiran negatif tersebut menjadi pernyataan yang lebih positif atau realistis. Misalnya, alih-alih berpikir, "Aku selalu gagal," ubah menjadi, "Aku mungkin pernah gagal, tetapi aku juga pernah berhasil dan belajar dari kesalahan." Melatih diri untuk berpikir positif memerlukan waktu, tetapi ini adalah langkah penting untuk membangun kebiasaan mental yang lebih sehat.
Selain itu, jangan ragu untuk mencari dukungan dari orang-orang terdekat atau profesional. Kadang-kadang bicara dengan teman, keluarga, atau seorang terapis dapat membantu Anda mendapatkan perspektif baru tentang diri Anda. Mereka mungkin memberikan pandangan yang lebih objektif tentang kekuatan dan kelemahan Anda, membantu mengurangi negative self talk yang berlebihan.
Latihan mindfulness dan meditasi juga bisa menjadi alat yang berguna dalam mengatasi negative self talk. Dengan melatih diri untuk lebih sadar akan pikiran dan perasaan, kita bisa belajar untuk menerima dan melepaskan pikiran negatif, alih-alih tenggelam didalamnya. Teknik ini mengajarkan kita untuk hidup di saat ini dan tidak terlalu terpengaruh oleh masa lalu atau kekhawatiran tentang masa depan.
Negative self talk mungkin tampak seperti kebiasaan kecil, tetapi dampaknya bisa besar jika tidak ditangani dengan benar. Dengan kesadaran, latihan, dan dukungan, kita bisa mengubah cara kita berbicara kepada diri sendiri dan pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan mental dan emosional kita. Jadi, mari berhenti menjadi musuh terburuk diri sendiri dan mulai belajar menjadi teman terbaik bagi diri kita sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H