Lihat ke Halaman Asli

Ira Wulandari

Freelancer

Jangan Terlalu Pede!

Diperbarui: 25 Agustus 2024   12:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto oleh Dani Hart: pexels.com

Percaya Diri

Tulisan ini bukan menyuruh bahwa kita jangan percaya diri. Saya ingin menjelaskan sebuah sikap "percaya diri" dalam konteks tertentu yang justru membuat diri sendiri perlahan hancur.

Di dunia ini, sepertinya orang yang memiliki kepercayaan diri lebih sedikit dibanding yang tidak memiliki kepercayaan diri. Misalnya saja dalam satu kelas, hanya dua tiga orang yang berani bertanya atau berbicara di depan. 

Saya juga pernah merasakan ketidakpercayaan seperti orang lain, begitu pun teman-teman saya. Kenapa? Karena takut orang akan pandangan orang lain. Itu alasan paling sering dimiliki orang yang tidak percaya diri.

Orang yang nggak pede itu orang yang terlalu pede.

Kenapa bisa ada kalimat seperti itu? Dalam beberapa kasus seseorang yang tidak percaya diri justru menunjukkan bahwa dirinya sangat percaya diri.

Contohnya, banyak orang yang langsung merasa takut dan tidak pecaya diri hanya karena memakai pakaian yang mencolok. Tentu karena takut orang-orang memperhatikannya. Padahal, sebenarnya dia yang terlalu percaya diri bahwa orang lain akan memperhatikannya.

Pecayalah, kesalahanmu, tindakanmu, atau hal-hal kecil dan remeh lainnya yang kamu pikirkan hingga tidak bisa tidur tidak akan diingat oleh orang lain.

Orang Tidak Peduli

Saya pernah mengikuti sebuah diskusi buku di kota saya. Jadi kami membaca dalam hati buku yang sedang kita baca masing-masing, lalu setelah satu jam kita diharuskan menerangkan apa yang kita dapat.

Pada saat giliran saya, saya merasa blank untuk sesaat yang akhirnya membuat saya terbata-bata. Setelahnya hingga sampai di rumah, saya terus memikirkan hal itu, takut kalau orang lain menganggap saya tidak bisa berbicara di depan umum.

Itu, kan, hal yang remeh yang sebenarnya tidak perlu saya pikirkan, tetapi begitu bisa mencuri pikiran saya selama beberapa jam. Lalu karena muak memikirkannya, saya lalu mengontruksi lagi kejadian di sana. Saya mencoba memerhatikan hal-hal lain selain tindakan saya itu. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline