Lihat ke Halaman Asli

Ira widhiya sari

Mahasiswa Prodi PAI Wali Sembilan Semarang

Memahami Ketenangan

Diperbarui: 27 Oktober 2024   12:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Definisi Ketenangan Batin Ketenangan batin dalam Islam tidak hanya mencakup keheningan fisik, tetapi juga kedamaian dalam hati dan jiwa. Ini melibatkan keseimbangan emosi dan spiritual yang mengarah pada ketenangan sejati. Kemudian ketenangan juga bukan hanya sekedar menjadi tujuan. Karna dalam hidup memang tidak akan selalu tenang dan damai. Pasti akan selalu ada masalah-masalah yang akan sering kita hadapi .

"Sungguh, Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah" [Al-Balad/90:4]

Dari ayat diatas dapat kita simpulkan bahwasanya manusi diciptakan oleh Allah penuh dengan cobaan dan ujian yang akan di hadapi manusia di dunia.

Tidak jarang suatu masalah, tidak dapat diselesaikan bukan karena tidak ada solusinya melainkan dalam menyelesaikannya tidak benar-benar berpikir jernih dan tenang. Untuk itu sangat dibutuhkan sikap tenang dalam hidup agar dapat jernih berpikir dan bertindak. Sebagaimana yang Allah sampaikan bahwa tidak ada masalah yang tidak ada jalan keluarnya.

Seperti halnya Kesabaran ala Nabi Ayub Nabi Ayub, yang mana beliau di beri ujian dengan Kehilangan Nikmat Sehat

Iblis memerintahkan anak buahnya untuk menaburkan benih-benih penyakit kepada beliau. Kemudian Nabi Ayyub pun menderita berbagai penyakit seperti demam, batuk, dan penyakit kulit.

Tubuh Nabi Ayyub terlihat semakin kurus, tenaganya semakin lemah, dan wajahnya semakin pucat. Nabi Ayyub pun dijauhi orang-orang karena penyakitnya. Ia kehilangan sanak saudaranya, kerabatnya, dan temannya. Namun istrinya yang sholehah masih setia menemani beliau dan mengurusnya.

Meskipun dalam keadaan sakit parah, Nabi Ayyub tidak pernah meninggalkan kebiasaannya, beliau tetap tenag dengan segala apa yang sudah menimpanya. Beliau tetap beribadah dan berdzikir kepada Allah SWT. Dia tetap sabar dan tidak mengeluh sedikit pun.

Karena ketaatannya tersebut, iblis mencari cara lain untuk menggoda beliau. Ia menggoda istri Nabi Ayyub untuk mengingat-ingat nikmat yang Allah berikan dulu dan membandingkannya dengan yang sekarang.

Sambil menarik napas panjang, istri Ayyub menunggu suaminya yang sedang menderita kesakitan, lalu berbisik kepadanya, "Wahai sayangku, sampai kapankah engkau tersiksa oleh ujian Tuhanmu ini? Di manakah kekayaanmu, putra-putramu, sahabat-sahabatmu, dan teman-teman terdekatmu? Oh, alangkah indahnya masa lalu kita, usia muda, kesehatan, kebahagiaan, dan kesejahteraan menghiasi keluarga kita. Kapankah masa itu terulang kembali? Wahai Ayyub, berdoalah kepada Allah agar kita dibebaskan dari segala penderitaan dan musibah yang berkepanjangan ini."

Ayyub menangani keluhan istrinya, "Wahai istriku yang kusayangi, engkau menangisi kebahagiaan dan kesejahteraan masa lalu. Menangisi anak-anak kita yang telah mati diambil oleh Allah. Engkau minta aku memohon kepada Allah agar kita dibebaskan dari kesengsaraan yang kita alami saat ini .

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline