Teman yang asyik diajak nongkrong, ngopi-ngopi, atau bahkan melakukan hobi yang sama, bukan jaminan ia rekan bisnis yang baik lagipula asyik.
Membangun bisnis tidak sama dengan sekedar ngopi atau nongkrong sambil cekakak-cekikik.
Seorang teman baik saya bercerita, dari delapan usaha yang dibangun dengan kawannya, satu sedang terus bertumbuh sekalipun ritmenya pelan, satu berakhir tragis, dua dalam keadaan idle (dalam keadaan diam, tapi tidak mati).
Lalu, satu mengalami pecah kongsi namun balik modal dan perlahan kembali berkembang, dua lainnya idle, tapi balik modal, terakhir, yang kedelapan-usaha baru yang menurutnya lumayan menjanjikan.
Rekan bisnisnya adalah teman-teman sepermainannya. Tidak selalu orang yang sama, jumlahnya pun beragam. Bisa kongsi berdua, bertiga, berempat, yang jelas, semuanya adalah teman. Saling kenal, sering nongkrong sambil ngalor ngidul ini-itu.
Berawal dari serunya nongkrong bareng, kemudian ide membangun bisnis bersama bergulir. Entah apa ini yang dinamakan 'friends with benefit' atau tidak.
Tentu saja bisnis bareng teman, belum tentu seasyik nongkrong bareng teman. Itu sebabnya terjadi pecah kongsi, pentutupan sebuah usaha dan yang paling buruk adalah kerugian, karena alih-alih mendapatkan profit, modalpun malah tidak balik.
Dan yang paling parah taruhannya adalah pertemanan, persahabatan yang akan ternodai. Lalu, bagaimana supaya bisnis bareng teman menjadi asyik dan mendatangkan kebaikan buat semua?
Berikut beberapa hal yang dibagikan teman saya:
1. Visi yang Sama
Memiliki visi yang sama menjadi dasar yang penting sebelum memulai usaha bersama. Menentukan arah dan strategi untuk menjalankan usaha bersama.