Lihat ke Halaman Asli

Eko Irawan

Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Menalar Cinta di Teras Jajaghu (Jinalayapura Jajaghu #2)

Diperbarui: 10 Agustus 2024   18:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri LAD Mandala Cakrawati Tumpang Foto diolah dengan Lumii dan Snapsheed

Puisi : Menalar Cinta di Teras Jajaghu
(Jinalayapura Jajaghu #2)
Ditulis oleh : eko irawan

Ijinkan aku duduk. Merenung sejenak tentang sejarah. Tentang relief yang terpahat. Tentang sisa yang hilang entah kemana.

Jika kau cinta, kau Sudi memikirkannya. Maha karya abad 13 ada di hadapanmu. Jinalayapura Jajaghu menantangmu. Bisa apa engkau untuk masa depan?

Menalar cinta di Teras Jajaghu. Malu diriku hanya sibuk sok ahli. Sok tahu, sok paham. Masak hanya lihai berdebat tapi nol karya, omong kosong hampa.

Jinalayapura Jajaghu adalah panggung keagungan. Walau hanya jadi debu, ditanya peran apa dirimu. Karena cinta bukan di mulut saja. Cinta itu tulus, walau kau tak dianggap.

Karena Cinta adalah tangan, yang datang saat diri susah. Cinta adalah kaki, yang tidak pergi saat gundah. Dan sepasang telinga, yang adil tanpa anggap rendah. Cinta tulus ada, milik para pejuang yang tak kenal lelah.

Kibarkan panji merah putih, para pemberani yang suci. Terimalah dharma Bhakti. Berperan sesuai apa yang bisa, ada  tanpa mengada ada. Mari Menalar Cinta di teras Jajaghu

Jinalayapura Jajaghu, 5 Agustus 2024
Ditulis untuk Jinalayapura Jajaghu 2




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline