Lihat ke Halaman Asli

Eko Irawan

Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Sanggupkah Waktumu Kesepian (Seri Hari-hari Puisiku #117)

Diperbarui: 25 Juli 2024   06:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri Eko Irawan untuk Seri Hari Hari Puisiku #117 foto diolah dengan lumii

Puisi : Sanggupkah waktumu Kesepian
(Seri Hari Hari Puisiku #117)
Ditulis oleh : eko irawan

Bohong ! Diakui atau tidak, akan kosong. Hampa melompong. Sanggupkah jadi kepompong.

Sekecil apapun, itu kesukaan. Mengerti atau tidak itu kegemaran. Paham atau tidak itu kebutuhan. Sanggupkah waktumu kesepian.

Sia sia hidup tanpa karya. Sia sia nyawa tanpa makna. Rugi anugerah nyawa. Waktu terbuang percuma.

Isi rasa dengan makna. Apa yang kau berikan pada dunia. Tanpa hobby hidup merana. Tak terkenang akan terlupa.

De Huize Sustaination, 25 Juli 2024
Ditulis untuk Hari Hari Puisiku 117

Catatan Kaki

Sebuah refleksi hidup tanpa hobby, seperti sudah diberi anugerah hidup tapi lupa bersyukur hingga tiba suatu waktu berbunyi penyesalan yang terlambat. Dari perbincangan dengan beberapa teman dan kenalan. Isi pembicaraan itu protes, kecewa, merasa tersisih dan tidak dianggap. Pada akhirnya, berhenti untuk tidak melakukan apapun. Sebuah kondisi patah semangat, terjebak pada kecewa yang diciptakannya sendiri. 

Kesimpulannya, hidup hanya sekali, tanpa hobby, hidupnya disia siakan untuk melakukan hal yang tidak akan dikenang oleh siapapun. Lupa bersyukur bahwa berkarya yang bermakna pada dunia bisa dilakukan di banyak jalan sesuai kemampuan masing masing. Tanpa hobby apa mungkin? Pasti kesepian. Dan melamun kosong hingga tidak melakukan apapun yang pada endingnya, menyesal di hari tua. Saya pribadi, tak mau seperti itu.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline