Lihat ke Halaman Asli

Eko Irawan

Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Night At Jajaghu (Seri Puisi Asmaraloka #88)

Diperbarui: 9 Juni 2024   22:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri Eko Irawan untuk Seri Puisi Asmaraloka #88 foto diolah dengan Sketch Camera dan Lumii

Puisi : Night At Jajaghu
(Seri Puisi Asmaraloka #88)
Ditulis oleh: eko irawan

Sekali waktu perlu juga kesini. Menikmati malam di bulan Juni. Melepas jauh kegundahan sehari hari. Night at Jajaghu (1), melepas rindu di teras sepi sebuah candi.

Rindu itu jangan disimpan. Bicarakan dalam pertemuan. Permasalahan jangan jadi halangan. Titik temu bukan diperdebatkan, tapi untuk diperjuangkan.

Jajaghu itu bermakna keagungan (2). Belajar bijak dari sisa sisa kejayaan. Hanya yang congkak yang lupa sejarah peradaban. Night At Jajaghu, petik inspirasi untuk esok penuh harapan.

pradaksinapatra (3) mengantar kita pada cerita cerita. Tentang mendaki hingga kepuncak rasa. Bukan pertajam beda, tapi satukan yang sama. Asmaraloka ada karena diperjuangkan berdua.

Jadikan malam untuk tenang. Sehabis gelap pasti ada terang. Tak perlu selisih jika ingin menang. Menuju puncak harus diperjuangkan, jangan hanya untuk dikenang.

Selamat Malam Jajaghu

De Huize Sustaination, 9 Juni 2024
Ditulis untuk Seri Puisi Asmaraloka 88

Catatan Kaki

1. Jajaghu adalah nama sebuah candi yang terletak di dusun Jago Desa Tumpang kecamatan Tumpang Kabupaten Malang. Candi ini dikenal sebagai candi Jago, yang berfungsi sebagai pendharmaan Raja Wishnu Wardhana Raja Singhasari.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline