Lihat ke Halaman Asli

Eko Irawan

Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Menggali Potensi Menggagas Desa Budaya Tumpang

Diperbarui: 5 Juni 2024   15:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto dokpri karya Suad Tumpang

Menggali Potensi Menggagas Desa Budaya Tumpang
Ditulis oleh Eko Rody Irawan

Desa Tumpang Kecamatan Tumpang termasuk wilayah sebelah Timur dari  Kabupaten Malang Propinsi Jawa Timur. Apa yang kamu ketahui tentang Tumpang?  Tumpang dikenal sebagai pintu masuk menuju Destinasi Wisata Bromo Tengger Semeru dan memiliki situs cagar budaya yaitu Candi Jago. Dua potensi yang telah terkenal dan diakui secara nasional dan internasional. Potensi ini tidak dimiliki oleh desa desa yang lain dan merupakan tantangan bagi warga desa setempat menjadikan potensi ini sebagai asset yang dikemudian hari diidamkan mampu memberikan kesejahteraan warga masyarakat tumpang. Gagasan Tumpang sebagai Desa Budaya saatnya diperjuangkan dan didukung oleh semua pihak. Berikut tulisan awal tentang Menggali Potensi Menggagas Desa Budaya Tumpang, Selamat membaca semoga menginspirasi.

Melihat Potensi Wisata dan Budaya di Tumpang

Dokpri Eko Rody Irawan

Menggali potensi tidak bisa dilihat secara parsial dan terpisah, karena suatu desa punya ikatan dengan desa lain disekitarnya. Salah satu potensi yang dapat dirasakan adalah kehadiran wisatawan yang hendak meneruskan perjalanan menuju Bromo Tengger Semeru. Tumpang jangan hanya jadi desa transit semata tapi harus punya daya tawar yang menarik minat wisatawan agar selama mereka transit di tumpang tetap memberikan kontribusi nyata pada pertumbuhan UMKM di tumpang.

Wisatawan yang datang dari seluruh penjuru dunia ini merupakan asset luar biasa yang harus dikelola dengan baik. Mereka butuh sajian kuliner yang khas, butuh oleh oleh yang berkesan dan sajian seni budaya yang mereka tonton selama singgah di tumpang. Sudahkah ini semua memberikan kenangan yang signifikan pada para wisatawan?

Kita bisa melihat Jogja atau Bali. Makanan dan oleh olehnya khas. Banyak kenangan tersaji, misal keramahan, destinasi wisata dan tontonan seni budaya yang unik. Sudahkah semua itu ada ditumpang? Adakah kolaborasi antara pegiat wisata, UMKM, pemerintah daerah setempat dan penampilan pelaku seni budaya? Apakah sudah dikemas secara profesional sehingga kehadiran wisatawan ini memberi kesejahteraan nyata pada warga masyarakat tumpang dan para wisatawan ini tidak sekedar transit nunut pipis saja.

Database Peta Potensi Tumpang

Sebuah Desa tentu memiliki potensi. Sebagai langkah awal, sudah saatnya potensi ini di data dan dijadikan Database Peta Potensi. Tak perlu cari yang tidak ada, nanti jika tidak dimiliki malah upaya pengembangannya sulit dan mengada ada.

Peta Potensi ini harus mencatat dan mampu mewadahi semua potensi. Database ini berisi jalur transportasi, tempat penginapan, pusat kuliner khas, pasar setempat, lokasi kegiatan seni budaya, model busana dan bahasa masyarakat setempat, pusat oleh oleh unik, kegiatan ekonomi kreatif, destinasi bangunan cagar budaya dan sejarah serta hal lain yang merupakan daya tarik. Database ini bahan kajian yang harus diolah secara kreatif, terintegrasi dan aktif berkolaborasi, agar sebutan sebagai desa budaya ini tidak dimiliki secara rahasia oleh pihak tertentu sehingga wisatawan yang transit kesulitan akses.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline