Lihat ke Halaman Asli

Eko Irawan

Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Berteman Kesendirian (Seri Tatap Saja #6)

Diperbarui: 27 Maret 2024   19:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri Eko Irawan Seri Tatap Saja #6 foto Huize Jon Cafe

Puisi : Berteman Kesendirian
(Seri Tatap Saja #6)
Ditulis oleh : eko irawan

Ternyata,
Ada masanya hanya berteman sepi.
Disapa sunyi.
Tak ada siapa siapa lagi.
Berteman kesendirian,
Hanya ditemani diri sendiri.

Ingat,
Lahir juga sendiri.
Tak mampu apa apa saat bayi.
Kelak mati juga sendiri.
Dikubur tak ada yang Sudi temani.

Jangan takut sendiri.
Memilih jalan sunyi.
Yakin melangkah, punya pilihan sendiri.
Teguh kukuh tak ragu,
Semangat kokoh berapi api.

Tapi jangan merasa,
semua mampu sendiri.
Merasa sempurna, merasa tinggi.
Tumbuh itu,
Karena bersama dalam lingkar sinergi.
Akui ada
Bantu membantu,
Gotong royong,
Untuk percepatan,
Agar tak terseok seok sendiri.

Pasti ada waktunya ditemani,
Ada masanya harus sendiri.
Ditemani untuk saling dukung,
Saling mengerti,
Saling semangati.
Circle sehat, sehati sejalan tanpa ingkari.
Tapi jangan tergantung,
Jangan menunggu,
Kapan melangkah jika nunggu ditemani.

Menunggu atau berani.
Melangkah atau menepi.
Bersama atau sendiri.
Ada waktunya, bijak pilih dengan nurani.

Sungguh aku tak menasehati.
Tak suka, tak perlu musuhi,
Lebih baik, Tinggal pergi.
Tak nyaman bertahan,
Jika circle berisi iri dengki.
Jangan hidup dalam racun,
Yang membunuh eksistensi jati diri.

Siap bersama, yang senada.
Hasilkan bunyi indah, nyaman ditelinga.
Tapi jangan takut sendirian saja.
Ini hidupmu, Tatap Saja dengan doa.

De Huize Sustaination, 27 Maret 2024
Ditulis untuk Seri Tatap Saja 6

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline