Lihat ke Halaman Asli

Eko Irawan

Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Nada Rindu Sang Penyair (Seri Tadarus Puisi #2)

Diperbarui: 15 Maret 2024   23:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri Eko Irawan untuk Seri Tadarus Puisi #2 foto di mesem cafe and art Gallery

Puisi : Nada Rindu Sang Penyair
(Seri Tadarus Puisi #2)
Ditulis oleh: eko irawan

Ciptakan tak perlu cari. Hadirkan tak perlu tanya. Percaya itu bekal. Karena yang tak rindu, tak bakal tahu apa itu cinta.

Tak perlu sembunyi, jika butuh. Menipu diri itu siksa. Jadi amarah tanpa alasan. Ini obat, tak perlu malu jika butuh sembuh.

Tadarus Puisi Ramadan. Panggung rasa para pecinta. Ada Nada Rindu Sang Penyair. Hadirlah kekasihku, datanglah pilihan masa depanku.

Diakui itu Rahmat. Ta'aruf ini berkah. Apa ada doa munafik yang dikabulkan. Belajarlah menerima, hargailah pejuang rasa.

Dengarkan nada rindu. Nikmati deru cinta Sang penyairmu. Bangga kau dipuja, bangga kau dicinta. Nikmat apalagi yang sedang jadi dusta.

Belum menang tanpa pengakuan. Belum kalah sampai jadian. Untuk apa bilang tidak, jika hati disatukan Tuhan. Saat takdir Jodoh jadi Jawaban, itulah Nada Rindu kemenangan.

De Huize Mesem, 15 Maret 2024
Ditulis untuk Seri Tadarus Puisi 2

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline