Lihat ke Halaman Asli

Eko Irawan

Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Potret Dunia Hari ini (Ultimate Consciousness Series #29)

Diperbarui: 21 September 2023   15:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri Eko Irawan tentang seorang lelaki yang belanja kebutuhan rumah tangga keluar toko tampak bingung menghitung uang di dompetnya yang kempes.

Puisi : Potret Dunia Hari ini
(Ultimate Consciousness Series #29)
Ditulis oleh : eko irawan

Mau jadi apa bumiku, masyarakat di sekitarku. Budaya Adi Luhung mulai tergeser. Oleh apa yang katanya modern. 

Ketika yang luhur dianggap kuno. Yang baik ketinggalan jaman. Tepo sliro sudah tak dianggap. Yang penting aku, aku dan aku.

Kepentingan aku, semau gue. Seenak tafsir pribadi. Tolong menolong jadi budaya aneh. Prilaku acuh cuek jadi pedoman.

Secuil potret dunia hari ini. Empati telah mati. Tak Sudi berbagi, miskin simpati. Tua sekehendak hati, egois merasa benar sendiri.

Ego ego yang dipuja. Keakuan yang menjadi raja. Kurang peduli, miskin etika. Yang lain minggir, diri sendiri yang utama.

Roso kroso rumongso, ora Ono. Tak ada manusia sosial, jika tidak menguntungkan. Tersinggung jika keakuan dilanggar. Karena semua diukur dari aku, harus aku, kepentinganku.

Potret dunia hari ini. Tak bisa ditolak, sekarang sedang terjadi. Kalahkan etika, bunuh hati nurani. Lupa jika mati tidak mampu ke kuburan sendiri.

De Huize Toempang, 20 September 2023
Ditulis untuk Ultimate Consciousness Series 29

Behind the Poem :

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline