Lihat ke Halaman Asli

Eko Irawan

Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Gelas Kosong (Seri Puisi Epigram #8)

Diperbarui: 28 Juli 2023   00:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri Eko Irawan seri puisi epigram #8 foto gelas minum di golden tulip batu diolah dengan snapsheed

Puisi : Gelas Kosong
(Seri Puisi Epigram #8)
Ditulis oleh : Eko Irawan

Jenuh penuh. Tak muat, jadi lambat. Melangkah berat. Hasil tak banyak berbuat.

Tak mampu tambah kapasitas. Satu orang, sejuta perintah. Tak ada manusia super. Kecuali kolaps.

Tak pantas salahkan orang lain. Iri dengki tanda tak mampu. Apalagi kau bumbui fitnah. Hancurkan orang, habisi masa depan.

Persaingan dunia sinting. Baru tumbuh sudah dibabat. Dikira mulia paling benar. Keadilan Tuhan disepelekan, dipermainkan, hukum karma ditiadakan.

Saatnya jadi gelas kosong. Bening siap tampung perubahan. Biarlah, aku tak paksa siapapun suka. Aku tak ingin tumpah dalam gelas pecah.

Golden Tulip Batu, 27 Juli 2023
Ditulis untuk Seri Puisi Epigram 8

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline