Belajar Sejarah Sambil Dolanan
Seri Dari Kampoeng Bintjang Sedjarah #2
Bersama Eko Irawan
Ketua Komunitas Reenactor Ngalam
Metode yang dikembangkan oleh Reenactor Ngalam mencoba memberikan alternatif yang menarik minat pembelajar. Dalam pelajaran Konvensional, belajar sejarah cenderung hafalan angka tahun dan peristiwa sejarah. Cara demikian apa mampu menumbuhkan imajinasi pembelajar dengan output : jadi punya spirit seperti apa yang pejuang alami pada masa perang kemerdekaan? Melanjutkan artikel seri Dari Kampoeng Bintjang Sedjarah, kali ini fokus membahas Belajar sejarah sambil dolanan. Selamat membaca, semoga menginspirasi.
Foto Session berlatar Sejarah
Coba amati kegiatan Reenactor Ngalam dalam Foto sebagai berikut
Kegiatan foto session, menjadikan anggota Reenactor Ngalam wajib tampil menjadi model. Dari ekspresi, dandanan, peralatan dan latar belakang sejarah yang mendasarinya.
Foto dahulu, baru pelajari latar belakang sejarahnya. Sebuah foto unik yang di-posting di medsos pribadi yang bersangkutan, akan menarik minat siapapun untuk bertanya. Kita yang posting foto reenactment yang diperankan sendiri oleh kita, tentu kita akan malu sendiri jika sudah jadi model reenactment, tapi tidak tahu sejarahnya. Inilah metode memaksa pembelajar jadi belajar sejarah dengan cara dolanan jadi model foto.
Bahkan sehari hari seorang Reenactor itu bisa jadi manakin hidup yang kemana mana memakai style era yang digemarinya. Relevansi belajar sejarah untuk kekinian adalah menginspirasi orang lain. Memang ini hal hal kecil, namun tak ada hal besar jika tak tersusun dari hal hal kecil.
Sinergi Antar Kampoeng
Pertumbuhan kampung tematik di malang raya sebelum masa pandemi covid 19 sebenarkan upaya menumbuhkan ekonomi kreatif berbasis potensi lokal. Reenactor Ngalam mengangkat Tawangsari Kampoeng Sedjarah sebagai destinasi tematiknya. Berikut model Festival yang pernah Digagas.
Link : https://youtube.com/watch?v=BuZp3LbyalE&feature=share7