Lihat ke Halaman Asli

Eko Irawan

Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Dua Seuntai yang Satu (Seri Puisi Distikon #5)

Diperbarui: 25 Juni 2023   06:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri Seri Puisi Distikon #5 foto 20 April 2023 di desa Bago Pasirian Lumajang foto diolah dengan Snapsheed

Dua seuntai Yang Satu
(Seri Puisi Distikon #5)
Ditulis oleh Eko Irawan

Waktu bergulir, tak bisa dianulir.
Tak kuasa sendiri, dalam kisah mengalir.

Berkatakah angin yang menerbangkan.
Tentang dua seuntai berpasangan.

Menyatu yang tak bisa diabaikan.
Diingkaripun tetap satu kesatuan.

Titah langit mana yang didustakan.
Hanya mempersulit jalan kehidupan.

Kenapa tak patuh wahai jiwa sok pintar.
Yang sok tahu, tapi digertak gemetar.

Mengeluh hanya menambah peluh.
Beban berat dalam Protes lusuh.

Disatukan itu tak bisa ditolak.
Yang dipisahkan, tak kuasa berontak.

Ada yang dipisahkan,ada yang disatukan.
Tak bisa ditolak, jika dititahkan.

Terimalah pilihan langit dengan hati.
Karena sengsara sendiri, jika diingkari.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline