Lihat ke Halaman Asli

Eko Irawan

Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Rasa yang Diakui (Seri Puisi Asmaraloka #50)

Diperbarui: 21 Juni 2023   06:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri seri puisi asmaraloka #50 diolah dengan snapsheed

Rasa Yang Diakui
(Seri Puisi Asmaraloka #50)
Ditulis oleh Eko Irawan

Takut, Cemas, Ragu ragu, Tak Yakin, semua Tentang sejumlah kata. Gagal lalu cukup jadi pelajaran. Duka kemarin telah memberi ajaran.

Bukan mau menghitung baik. Nilai saja apa yang sudah sudah. Perlahan jadi nyata, pelahan jadi cinta. Tumbuh kisah diantara kita.

Jangan ditafsir sandiwara. Ini bukan dolanan anak anak remaja. Ada niat tulus, ada jujur penuh juang. Ditata, diusahakan, dalam doa penuh harap.

Jadilah rasa yang diakui. Ini bukan carut marut kemarin, bukan pula buram tempo hari. Tumbuh dalam gelombang, mekar dalam badai. Tapi terus ada untuk esok.

Rasa yang diakui, rasa yang nyata ada.Bukan mimpi, bukan janji. Terima kasih telah terima apa adanya. Berjalan dalam juang berdua, tanpa drama.

Malang, 20 Juni 2023
Ditulis untuk Seri Puisi Asmaraloka 50

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline