Puisi : Menjemput Alur
(Seri Hari Hari Puisiku #83)
Ditulis oleh : Eko Irawan
Kemanakah duhai berhambur. Kenapa tak diam mendengkur. Mimpi indah dalam tidur. Tapi terus bergerak, berpanas, berhujan, keliling menelan air liur.
Bertebarlah di bumi luhur. Beratap langit, berjuang dan tafakur. Usaha dan doa terus menerus, teratur. Maju terus pantang mundur. Bangkit lagi, jangan tersungkur.
Bertarung untuk menang, lawan mundur. Tak menyerah, karena kebutuhan tak kenal kendur. Siap belajar dari kalah dan hancur. Bijak melangkah, tangguh bertempur.
Tangguh menjemput Alur. Alur Sang Maha Luhur. Ikuti Skenario langit, karena Skrenario bumi, kadang luntur. Kadang babak belur, penuh konspirasi simpang siur.
Alur, mari ikuti Alur. Temukan Alur jadilah Masyhur. Ikuti Sang Maha Pengatur, tapi jangan lupa Syukur. Sang Maha Pelipur, bimbing kami, sebelum umur sirna, tubuh terbujur.
Tausiah Purut Bades, 19 April 2023
Ditulis untuk Seri Hari Hari Puisiku 83
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H