Puisi : Merayu Semesta
(Seri Rayuan Rayu Merayu #4)
Sampai hari ini. Jalani siklus malam hingga pagi. Terulang malam hingga pagi lagi. Sudahkah itu berarti. Atau tak sempat Disyukuri.
Dunia yang melalaikan. Sibuk demi kehidupan. Pertarungan antara kekalahan dan kemenangan. Antara semunya batas, bahagia dan penderitaan.
Engkau dimana. Sekarang dalam status apa. Berat jika sendiri dirasa. Sendiri tak kuasa memikul beban derita. Ada cara, ada yang sendiri, ada yang bersama.
Langkah usaha anak manusia. Diiringi Doa doa Merayu Semesta. Terbang dari langit bumi. Menembus Singhasana Illahi. Ketika ummat merayu Penguasa Jagat. Berpasrah, usai kibar panji panji usaha nyata.
Merayu Semesta. Tapi Semesta juga punya rayuan. Rayu merayu. Agar berkah semesta membanjiri seisi Alam Raya.
De Huize Kantoor, 31 Maret 2023
Ditulis oleh Eko Irawan
Untuk Seri Rayuan Rayu Merayu 4
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H