Cerpen : "Radio Cinta"
Apakah radio akan jadi barang kenangan? Jadi barang kuno yang ditaruh di rumah. Hingga hari ini, radio itu sudah 20 tahun menemani hari hariku hingga tengah malam. Siaran radio favorit sudah hilang entah kemana. Beberapa siaran radio memang masih mengudara, tapi format programnya sudah tidak seciamik dulu.
Ditahun 90'an memang bukan pesawat radio itu yang kupunya, radio yang lama sudah jadi rongsokan entah dimana. Ini radio terbaru yang kubeli 20 tahun lalu. Kondisi sekarang sudah ampun banget. Siarannya bisa ilang sendiri. Volumenya susah diatur. Agar stabil sampai diganjal karton. Tombol pencari gelombangnya sudah los. Ya begitulah kondisi radioku sekarang.
"Radio rusak gitu kok kamu pelihara." Kritikmu saat aku pindah letak radio itu dari ruang tengah ke ruang makan.
"Biar kayak di caffe" Jawabku.
Memang radio menghibur kami sejak pagi subuh hingga menjelang tidur. Dan ruang makan jadi pusat episentrum kegiatan kami sepanjang hari. Bagiku benda kotak bersuara itu sebagai radio cinta. Membangun suasana baru, saat mood turun naik karena soal soal kehidupan. Dua manusia dalam cinta memang berbeda. Selera musik juga beda.
Dan dengan ditaruh di ruang makan, radio cinta ini jadi jembatan emas dari hari hari kebersamaan kita.
"Kamu ganti siaran sono, dari tadi iklan obat Mulu. Cerita penyakit. Kita ini mau makan Sayang!" Pintamu. Memang siaran radio di malang belakangan ini didominasi iklan obat herbal alternatif. Memang mereka disupport oleh iklan obat tersebut, jadi siarannya beberapa menit sekali berisi promosi dan kesaksian orang orang yang sembuh dari penyakit yang mereka derita. Kalau moment kita mau makan, terasa mengganggu apalagi kesaksian orang yang sakit ambeien.
Kuputar pencari salurannya, dan Nemu siaran lagu kenangan era 90an. Kebetulan pas Nemu lagu dari Dewa 19.
" Yo iku wae. " Tiba tiba kamu nyelutuk. Radio lagi memutar lagu Dewa berjudul "Kangen". Lagu yang rilis tahun 1992, tahun yang sama saat kita lulus SMA.
(Yuk dengerin lagunya) https://youtu.be/RYGgSRtYxd0
Sambil makan, kita bisa mengenang lagu yang waktu itu hanya bisa kita dengar di radio dan akhirnya mulai mencairkan suasana. Radio ini kusebut radio cinta, karena dengan radio ini bisa memunculkan banyak cerita dari hari hari yang sudah kita lalui berdua. Radio seolah mesin waktu yang membawa kita kemasa remaja kita dahulu.
"Piye Yo Nasib radio sekarang. Sudah kalah sama android. Sama Internet" celetukmu memulai diskusi soal radio. Memang benar, radio mulai ditinggalkan dan dianggap kuno.