Lihat ke Halaman Asli

Eko Irawan

Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Rembulan Setia (Seri Sajak Langit #22)

Diperbarui: 6 Desember 2022   23:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri Seri sajak langit #22

Puisi : Rembulan Setia

Tak bisa dijelaskan. Tak ada Teori. Cinta itu terserah caramu. Tanggapanmu. Tapi cinta punya cara sendiri.

Tengoklah langit. Rembulan Setia pada bumi. Setia terus mengikuti. Berkeliling membentuk rotasi. Pasang surut rupa, tapi kembali, dalam kilas waktu yang sama.

Ada apa? Sain akan menjawabnya. Itulah Rembulan setia. Jika aku bumi, kau rembulannya. Tapi jika kau bumi, akulah yang jadi rembulannya.

Fix no debat. Fix no ribet. Jalani saja setapak demi setapak. Cinta memang ada pasang surut. Tapi cinta punya cara untuk setia.

Ini kita. Takdir yang direstui Semesta. Ragu hanya akan membuang waktu percuma. Saling butuh, saling melengkapi. Saling isi, saling membahagiakan. 

Coba renungkan. Nikmat apa yang akan didustakan. Rembulan setia tanpa tipu daya. Cinta tumbuh tanpa dusta. 

Malang, 6 Desember 2022

Ditulis oleh Eko Irawan 

Untuk Seri Sajak Langit #22




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline