Lihat ke Halaman Asli

Eko Irawan

Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Tapi, Kau Bintang Masa Depan (Seri Puisi Asmaraloka #28)

Diperbarui: 29 Oktober 2022   17:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri Puisi Asmaraloka #28

Puisi : Tapi, Kau bintang Masa Depan.

Kau adalah bintang. Tapi menatapmu, melihat masa depan. Cerah. Sementara melihat bintang, aku melihat masa lalu.

Walau kemilau bintang mempesona, tapi itu jauh. Cahaya dari masa lampau. Ribuan tahun cahaya. Butuh ribuan tahun pula, baru kulihat sekarang. Aku tak mau menunggu.

Sementara hadirmu, kubutuhkan sekarang. Saat ini juga. Sudah jenuh bicara sendiri. Sudah bosan tak ada yang temani. Lama lama bisa gila tanpamu.

Kuingin bincang. Cerita apa saja. Biar ada yang mendengarkanku. Menanyakan kabarku. Membutuhkan hadirku. Merindu kangen bertemu.

Sendiri sunyi itu hampa. Siapa mau terasing. Tak diakui. Aku ada. Bukan astral. Aku nyata, bukan gombal. Apa lagi nggedabrus. Omong doang, tanpa bukti.

Aku yakin, aku percaya. Dirimu dikirim Tuhan. Kau bukan bintang lampau, tapi kau bintang masa depan. Karena bahagia itu diciptakan, aku bersamamu.

Tak perlu ragu, bimbang itu sudah lewat. Waktu itu melaju, menggerus orang orang yang gamang. Jika takdir itu datang, haruskah nasib baik ditolak.

Aku menatapmu. Kumantapkan Hatiku. Dengan Bismillah kupinang dirimu. Karena kau bintang masa depanku.

*******

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline