Lihat ke Halaman Asli

Eko Irawan

Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Senja Biru di Mars (Seri Sajak Langit #18)

Diperbarui: 24 Oktober 2022   19:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri seri Sajak langit #18 gambar diolah dari foto nasa.gov tentang foto senja warna biru di planet mars.

Puisi : Senja Biru Di Mars


Suatu hari entah kapan. Ke mars kita jalan jalan. Tamasya ke planet merah nan menawan. Tetangga bumi, harapan baru tempat kehidupan.

Bumi masih tempat ternyaman. Anugerah Tuhan untuk kehidupan. Jagalah bumi, milik masa depan. Demi anak cucu agar hidup nyaman.

Menempuh jarak 54,6 juta kilometer dari bumi. Butuh 500 hari dengan tekhnologi kini. Tak terbayang, hendak apa dalam kapal ulak Alik. Dijalan pulang pergi butuh 1000 hari.

Mungkin kelak bisa lebih ringkas. Lebih cepat. Hingga tak terlalu jenuh di kapal angkasa. Mengambang di langit, menembus waktu semesta.

Membayangkan senja biru di mars. Mungkin tak mampu jalan jalan seperti di bumi. Atmosfer Mars tipis - volumenya hanya 1% dari atmosfer Bumi. Bagaimana kita bernafas disana?

Sehari di mars hampir sebanding dengan bumi. 24 jam 37 menit. Tapi setahun di mars 687 hari. Dengan suhu lebih menggigil, minus 125 derajat celcius ketika musim dingin,  kita membeku di mars.

Namun di mars air entah dimana. Planet merah yang merana. Mungkin kelak air akan ada. Karena tanpa air, bagaimana manusia hidup disana.

Di Marspun kita jadi lebih ringan. Gravitasi di Mars 62 persen lebih rendah dibanding Bumi. Berbeda 0,38 dari standard Bumi. Orang yang memiliki berat 100kg di Bumi, di Mars beratnya hanya 38 kg.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline