Kesadaran ibarat tangga. Berundak. Kau tahu sesuatu, sesuai tangga yang kau daki. Sungguh pemahaman itu belum banyak, kecuali masih sedikit.
Bukan ramalan bintang. Bukan mistik langit, apalagi klenik sesat. Pemahaman adalah proses. Tak bisa dipaksa. Pencerahan jadi milik yang berjuang, bukan untuk mereka, yang berpangku tangan.
Cara pandang jadi pemahaman. Dari mana dilihat dan disikapi. Cerita langit bak dongeng. Bak cerita film fiksi ilmiah. Karena sesungguhnya, kelas anak TK, tak mampu Membahas materi tesis mahasiswa.
cosmic consciousness. Kesadaran manusia akan alam raya. Langit malam itu bukan gelap. Bukan hampa. Untuk apa kekosongan dijagad raya. Itulah tantangan bagi yang punya otak. Berpikir dengan ilmu, berpendapat tanpa prasangka.
Cara pandang kesadaran langit, bukan pendapat ala manusia gua. Seperti katak dalam tempurung. Tetangga sebelah saja tidak kenal, apalagi paham planet dan galaksi.
Belajarlah duhai Manusia. Bacalah, agar terbuka cakrawala. Ini bukan jaman batu. Itu cara mulia mensyukuri Nikmat Semesta. Kecuali sombong dan merasa paling pintar sejagad raya, tapi tak tahu apa apa.
Barak Nila Slilir, 19 September 2022
ditulis oleh Eko Irawan
untuk Seri Sajak Langit 14