Lihat ke Halaman Asli

Eko Irawan

Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Love Interstellar (Seri Romansa Asmaraloka #7)

Diperbarui: 13 September 2022   23:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seri Romansa Asmaraloka #7

"Love is the one thing we're capable of perceiving that transcends dimensions of time and space. Maybe we should trust that, even if we can't understand it."

(Dikutip dari https://www.imdb.com › characters Karakteristik dari Film Interstaller (2014) - Anne Hathaway as Brand - IMDb)

Sedari kecil kita tak asing dengan film Kartun Doraemon. Dengan kantong ajaibnya yang bisa membuka tabir pintu kemana saja. Ruang waktu pun bisa dijelajahi. Hal tersebut membuka Imajinasi kreatif yang memerdekakan pikiran. Sepertinya khayal dan tidak masuk akal, namun kenapa ilmuan sekaliber Einstein membeberkan teori worm holenya, seperti yang diimajikan Doraemon.

Boneka Doraemon masih berjajar di kamarmu. Ada dua boneka besar disana. Menemani malam malammu hingga hari ini. Seolah aku jadi Nobita, dan dirimu Sizuka. Meja dipojok kamar itu, lacinya jadi portal kemanapun kita Mau pergi. Apa bisa? Tentu tidak. Karena hingga hari ini belum ada tehnologi untuk teleportasi. 

"Kok tidak dari dulu wae Yo kita bersama," kataku padamu yang kuulang berkali kali sejak awal kita bertemu. 33 tahun lamanya kita tak pernah bertemu dan sibuk dengan nasib masing masing. Jika kita sama sama baik baik saja, tentu kejadian sekarang tak pernah terjadi. Itu sebabnya, kita pingin jadian sejak 33 tahun lalu. Caranya ya kembali kemasa itu. Tapi apa bisa? 

waktu memang berjalan maju, dan keinginan untuk kembali kemasa lalu itu muskil. Tak masuk akal. Andai bisa, tentu kebahagiaan itu sudah terbangun sejak lalu. Tentu semua manusia, khususnya yang pernah gagal, berdosa atau melakukan kesalahan, bisa memperbaiki diri dan merubah catatan takdirnya. Tentu cerita dunia akan kacau balau karena ruang waktu berjalan maju mundur tanpa kendali. Anak yang seharusnya lahir, tiba tiba bisa sirna, karena ayah ibunya tak jadi menikah. Sejarah dunia bisa berubah drastis sesuai kehendak sang time traveller. Dan tentunya dunia akan kacau balau.

kau termenung dan senyum senyum saja menanggapi obsesiku ini. Hikmah cerita ini adalah bagaimana mensyukuri hidup dan menyiapkan masa depan agar lebih baik. Manusia itu kadang sombong dan egois. Merasa mampu mengatur takdir sekehendaknya. Padahal ada Skenario Tuhan, dan pertemuan kita, kebahagian kita sekarang adalah bagian penting pertolongan Illahi. 

Beberapa waktu ini kita memang saling menceritakan tentang apa saja dalam 33 tahun kemarin. "Pengalaman" istilahnya, entah baik atau buruk, semua jadi catatan yang tak bisa dirubah. Dan setelah pengalaman tadi, tentu langkah selanjutnya harus lebih bijak dan hati hati. Hanya orang bodoh saja yang mau mengulangi kesalahan yang sama.

"Cinta itu kekuatan yang bisa menembus ruang dan waktu. Jika bukan karena cinta, mungkin aku sudah dibuang ibuku pada waktu bayi. Dan sekalipun ibuku sudah meninggal, namun doa ibu pasti diijabahi Tuhan. Tak salah jika orang Jawa bilang, ibu sebagai Pengeran sing Kathon, kenapa? Karena doa ibu pasti jadi Kenyataan." Begitu ulasanmu. Keren juga pendapatmu. Cinta memang bisa menembus ruang waktu, kita harus mempercayainya, sekalipun kita belum mampu menjabarkan seperti apa prosesnya. 

Inilah diskusi kita malam itu. Memahami love interstallar, bahwa semua yang ada didalam semesta dilandasi oleh cinta yang mampu menembus ruang waktu tanpa batas. Andai portal itu ada, bukan kemasa lalu atau ke masa depan kita akan pergi. Kita tetap pergi diwaktu sekarang, tapi didimensi yang lain. Tempat yang damai bahagia, milik kita berdua. Sepakat adalah kunci. Berjuang bersama bukan janji.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline