Lihat ke Halaman Asli

Eko Irawan

Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Ketika Coban Sewu Berbisik (Seri Puisi Asmaraloka #14)

Diperbarui: 12 Oktober 2022   10:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri seri Puisi Asmaraloka #14

Rindu bersanding Rindu. Tarik menarik seperti gravitasi. Tak terlihat, bukan semu. Isi jiwa jiwa yang sepi.

Meraih indah, butuh berjuang. Bertarung. Untuk suka, ada duka. Kadang sedih selimuti rasa. Agar sabar menunggu, karena syukur membawa nikmat.

Gebyar Coban Sewu, gemercik air dahsyat. Niagaranya Jawa Timur. Indah jadi lukisan abadi. Ketika Coban Sewu Berbisik. 

Seperti Pesan semesta. Terngiang dalam deru air. Bahwa hidup ini pilihan. Bahwa hidup ini merdeka. Mantapkan hati, dua manusia.

Air jadi saksi. Bukan bisu, tapi simpan pesan alam. Menyatukan bilah bilah selisih. . Jadi panggung drama panorama. Saat berdua berdiri di depannya. Altar Panorama Coban Sewu.

Coban Sewu, 28 Agustus 2022

ditulis oleh Eko Irawan 

untuk seri Puisi Asmaraloka 14


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline