Lihat ke Halaman Asli

Eko Irawan

Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Terbang (Seri Sajak Langit #5)

Diperbarui: 8 Agustus 2022   06:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri seri sajak langit #5

Puisi : "TERBANG"

ku kan terbang. Melayang. Memeluk bebas. Lupakan sakit agar tak terkenang.

Bosan ditindas derita. Terlalu lama didekap duka. Luka tanpa obat. Tak kuasa sembuh untuk bahagia. Harus aku yang salah. Duduk dibara pesakitan. Tersangka demi menutupi polah jalang.

Siapa mau dituduh bangsat. Demi siapa? Untuk apa? Puas bukan melihatku terlunta lunta. Bertahan dalam drama paling gila. 

Terbang. Saatnya terbang. Waras ini berontak. Waras ini tak butuh dijajah. Terkutuklah sutradara bejat. Yang lihai sembunyi, kelak pasti muncul lagi.

Demi langit bumi, aku sudah tak percaya. Yang kau coreng itu, kesucian langit. Sorry, tak ada maaf untuk gelas yang sudah dibanting. Catatan malaikat tak bisa disuap. 

Terbang. Kau bebas terbang. Karena hidup memilih. Dan aku tak memilih bertahan. Karena masa depan tak butuh kemunafikan.

Malang, 8 Agustus 2022
Ditulis oleh Eko Irawan
Untuk Seri Sajak Langit #5

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline