Lihat ke Halaman Asli

Eko Irawan

Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Curhat Saung Bambu (Seri Hari Hari Puisiku #53)

Diperbarui: 29 Juli 2022   16:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari hari puisiku #53 dokpri

Waktu sudah jauh melaju. Masa depan sedang menunggu. Mau apa, dimulai sekarang. Tapi sekarang, tetap tak paham. Walau kau bilang sangat paham. Sungguh Aneh dan bodoh.

Curhat saung bambu. Jangan menunggu. Selesaikan demi waktu. Karena kita sudah terlalu lama terpaku. Membahas hal tak perlu. Kaburkan solusi, jadi mengejar hakekat semu.

Kunci utama, selesaikan dulu. Jika digantung, sampai kiamat juga palsu. Karena sibuk urusan semu. Hasilnya mengharu biru.

Kita melanggar aturan langit. Merekayasa hukum Illahi, jadinya pahit. Susah rejeki, hidup jadi sulit. Terperjara karma yang rumit.

Curhat saung bambu. Belum usai, karena egois. Tak mau disalahkan. Padahal itu menyiksa diri. Kita butuh masa depan, karena kalah menang sudah kadaluarsa. Haruskah hidup dipeluk derita.

Tentu kewarasan ini, menolak. Hidup bukan berpasrah, tapi berkiprah. Punya otak itu untuk temukan solusi, bukan memuja ilusi. Curhat saung bambu, final. Saatnya lembar baru dibuka. 

Wisata Gunung Tambuh, Lumajang, 24 Juli 2022 

ditulis oleh Eko Irawan, untuk Seri Hari Hari Puisiku #53




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline