Lihat ke Halaman Asli

Eko Irawan

Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Pandora Spes Nova 3

Diperbarui: 19 Juli 2022   18:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pandora Spes Nova 3 dokpri

Duhai sang waktu. Jika tiba saatnya. Semua terbuka. Bisa apa kita. Protes yang terlambat. Kenapa tak sedari dulu diurai. Dibiarkan jadi misteri. Tapi diakhir menghakimi.

Bukan soal salah benar. Bukan soal kalah menang. Semua sudah terjadi. Wujudkan hari hari penuh drama. Bukan tontonan menghibur. Apalagi lucu. Tapi intrik sandiwara yang penuh pura pura. Menanam luka, menabur duka.

Sekarang bukan andai lagi. Tuntutan itu ada. Jadi nyata. Ditagih. Dipertanyakan. Logika waras diputar balik. Hadapi bara api yang menyala. Membakar amarah, menabuh genderang perang.

Akankah ada harapan. Pandora Spes Nova. Semua fakta. Semua data. Semua terbaca. Ini terjadi karena doa. Saat kau melakukan itu, kau mengucap apa. Sekarang dijawab langit bumi. Diwujudkan. Lalu kau mau bilang apa?

Saat Panji Illahi menentukan takdir. Bertahan hanya memelihara kepalsuan. Pura pura bahagia. Pura pura baik baik saja. Ini hidup nyata. Dan rejeki langit bumi tertolak, semakin sengsara hidup kita. Didunia tersiksa, mati dibakar neraka. 

Saatnya bijak, letakan ego dan dendam kesumat. Perselisihan. Pertikaian. Permasalahan. Perbedaan. Itu semua menghancurkan. Kasihan yang membawa Panji penerus keturunan. Mereka mau mewarisi apa, jika drama ini membawa nasib mereka. Itu sangat bodoh.

Terbukalah kotak kutukan. Tak bisa dilawan. Itu dilakukan berdasar doa dan ucapan. Aku adalah jiwa yang telah dikembalikan. Artinya, kau tukar sendiri nasibmu. Kau jual masa depanmu. Kau sudah tak butuh aku. Menolak aku secara dzolim. Apakah Tuhan Yang Kau Sembah melupakan itu? Semua ini dicatat, tanpa salah. Tanpa korupsi. Dan benar, tanpa kenal pikun.

Jika sekarang beralasan. Apa bisa merubah keadaan. Dimaafkan hanya mempermainkan Hukum Tuhan. Itu syariat langit. Dan itu kau nodai. Lalu pura pura itu perbuatan terpuji. Dilanjutkan hanya menerima karma. Hidup tersesat seperti sekarang adanya.

Jawaban itu akan tiba. Solusi agar tidak terus terusan sengsara. Berkah akan tiba, pada mereka yang percaya. Jika diakhiri lebih baik, kenapa memilih bertahan dalam hidup penuh karma. Siapa mau, karena sekarang umur menua. Sisa hidup harus bahagia. Tanpa sandiwara.

Malang, 19 Juli 2022

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline