Lihat ke Halaman Asli

Eko Irawan

Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Romansa Asmaraloka 4: Kenangan 1 Juli

Diperbarui: 9 Juli 2022   00:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Episode Romansa Asmaraloka 4 dokpri

Puncak Payung, kota Wisata Batu. Akan terus diingat. Karena sejak 1 Juli, tiga tahun lalu, kita sepakat untuk bersama. Dan Kamis itu, kita jalan kesana.

Setelah 3 tahun, kita belum pernah mengenangnya. Apalagi merayakannya. 1 Juli hari Bhayangkara. Tapi bukan itu, karena 1 Juli akan jadi kenangan. Sebagai awal kita menyatu. Kisah Dua anak manusia, yang bertemu karena cinta. Dan karena itu, hidup jadi indah.

Jika tak ada benih cinta, mana mau kau kuajak jalan berdua. Tentu tak mungkin. Tapi karena ada sesuatu, maka jadilah kisah terindah itu. Kenapa tidak sedari dulu, tapi pertemuan itu baru terjadi. Itulah kode awal kisah kita.

Kabur dari kantor, itulah yang kulakukan demi dirimu. Demi perjalanan itu. Hari itu sebenarnya aku kerja, tapi karena waktu itu kau jawab iya, maka jangan lewatkan kesempatan. Ayo ladubkan! Begitu osob kiwalan khas arek malang berujar. 

Kenangan 1 Juli, akan tetap ada. Kau juga barusan kangen untuk bertandang ke sana. Mengajakku tiba tiba, walau aku tiada rencana. Baru paham aku, jika kita sama sama punya kenangan yang sama.

Puncak payung kota wisata batu. Biasanya ramai saat tahun baru. Tapi belum pernah kita merayakan disana. Karena 1 Juli bukan tahun baru. Tapi awal baru kita jadian.

Untuk cerita. Duduk semeja. Becanda santai. Menceritakan diri masing masing. Sambil menyantap menu bakso 7 rasa. Pedas, manis, asam dan apalah itu. Tapi kita akan selalu datang dan datang lagi.

Kita memang tak lagi muda. Bagi ibu bapak warung, mungkin menganggap kita nostalgia. Mengenang masa pacaran jaman muda. Itu yang kubaca dari tatapan mereka. Tapi sebenarnya, ini baru sekarang. Baru merayakan pertemuan pertama 1 Juli beberapa hari yang lalu.

Kita pernah sebangku di sekolah dasar. Terlalu polos jika dianggap pacaran masa itu. Juga tak tahu jika dirimu ternyata jodohku. Dan sekarang itu 33 tahun berlalu, setelah kita lulus sekolah dasar. Ya baru sekarang kita bertemu dalam kasih.

Kita tak banyak janji. Karena janji itu berat untuk bisa menepati. Kita sepakat jalani bersama apa adanya. Tak muluk muluk. Jalani saja. Dan kau bukan penonton, karena kau ikut dalam perjuangan bersama. Agar sisa hidup kita punya makna. Ada aku, ada dirimu. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline