Lihat ke Halaman Asli

Eko Irawan

Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Puisi Hari ini 6: Harapan Baru

Diperbarui: 5 Juli 2022   11:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi hari ini 6 dokpri

Sudah. Berjalan jauh. Penuh liku. Ini bukan tontonan. Jika gagal, diadili. Lalu tepuk tangan. Apakah itu cinta?

Aku bukan terbaik. Pernah salah. Juga khilaf. Tapi aku berusaha baik. Menjelaskan tentang aku, tak perlu. Karena keadilan Illahi bicara. Bisa apa kita.

Diteruskan, bakal sengsara. Kau sudah kembalikan aku. Lalu kenapa masih berharap. Kau sudah berkata apa. Tentang aku. Sekarang ingkar. Tapi Tuhan tahu. Apa cukup dengan kata maaf, lalu beres.

Tak perlu munafik. Berbelit hanya menjerat hidup. Cinta sudah mati, saat janji suci sudah kandas. Dua kutub tak cocok, tertolaklah bahagia. Karena cinta sudah ternoda. 

Hukum Langit sudah dibuat dolanan. Aku sudah ditukar. Artinya sudah tidak butuh. Tidak mau. Ingat katamu sendiri waktu itu. Dan itu dikabulkan. Tak ada revisi. Ini kehormatanmu sendiri. Dan itu kau lakukan sampai ngakak puas. Apa itu kaulupakan?

Harapan baru. Tetap ada, dalam jalan perpisahan. Dilanjutkan, tersiksa. Untuk apa dipertahankan. Itulah jawaban. Karena harapan baru tumbuh dalam takdir masing masing, bukan takdir pura pura. Seolah baik baik saja. Tanpa sandiwara.

Malang, 5 Juli 2022

Ditulis oleh Eko Irawan




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline