Lihat ke Halaman Asli

Eko Irawan

Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

5 Alasan Kenapa Kita Wajib Menulis

Diperbarui: 23 April 2019   15:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi gambar dari kompas lifestyle

Sudahkah menulis hari ini? Jika Belum Maka Menulislah. Pasti bingung mau menulis apa gerangan. Menulis itu seperti bermain bola kok. Semua orang bisa bermain bola. Tapi yang tidak pernah latihan, akan kehabisan nafas saat harus berlari mengejar bola. Menulis juga demikian adanya. Tanpa berlatih, menulis akan kehabisan ide. Agar Kamu tetap bersemangat menulis, berikut beberapa tips kenapa kamu wajib menulis. Jika Kamu punya ini, latihanmu menulis akan jadi penuh motivasi. Baca Yuk

Menyampaikan Pikiran pada Dunia
Punya Media sosial? Pernah baca status yang berkoar koar tentang suatu ide? Berpengaruh tidak status tersebut pada dunia? Viral bisa jadi, tapi tidak akan lama. Karena media sosial adalah sebuah platform curhat semata. Logikanya demikian. Hari ini Nulis Status di Facebook. Yang baca dan ngelike banyak. Tetapi 10 hari lagi apakah status itu masih trading topik? Yang jelas, semakin banyak temanmu, statusmu akan tenggelam dengan munculnya status status baru.

Jika menulis status bisa setajam silet, pertanyaannya apakah kamu mampu menulis idemu itu dalam sebuah artikel? Dan artikelmu itu bisa jadi berita utama disebuah media? Ini tantangan semua penulis. Mampu tidak dia melahirkan sebuah ide brilian yang bermanfaat pada dunia dan tulisanmu dinanti oleh semua orang. Mampukah? Ini bisa jadi motivasi bagi setiap penulis dalam berkarya karena siapa tahu sebuah ide sederhanamu, ternyata bermanfaat pada dunia. Motivasi inilah yang tidak terpikirkan oleh para penulis.

Membuat Idemu Abadi
Jika Raden Ajeng Kartini tidak menulis, generasi sekarang tidak bakalan tahu siapa beliau. Meskipun Kartini sudah meninggal, tapi pikiran kartini masih hidup. Tulisan akan membuat abadi sebuah pemikiran dari masa lalu. Kita tahu Perjalanan Raja Hayam Wuruk dari Majapahit juga karena Mpu Prapanca menuliskannya. Pikiran Sokrates tidak bakalan diketahui dan dipelajari di Kampus kampus jika tidak ditulis.

Sebuah Pikiran dan ide bisa abadi jika disampaikan melalui tulisan. Bisa jadi, banyak cerdik pandai yang pintar ngomong dengan suara lantang. Namun kekuatan suara, paling jauh hanya di dengar oleh orang sekitar saja. Setelah itu dilupakan. Namun tulisan akan tetap abadi. Misal bagaimanakah kita mengetahui makanan apa yang dikonsumsi orang majapahit. Jika tidak ditulis dalam prasasti, sebagai bentuk tulisan pada masanya, seperti Pada Prasasti Jru Jru, maka yang hidup sekarang tidak bakalan tahu makanan apa yang dikonsumsi sebagai hidangan dalam persemian Desa Jeru, Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang oleh Raja Majapahit pada masa itu.

Ini alasan kenapa kamu wajib menulis, karena siapa tahu sumbangsih tulisanmu sekarang, dibutuhkan generasi mendatang. Tome Pires, Penulis Suma Oriental misalnya. Dia menulis perjalanannya. Dia tidak pernah tahu tulisannya itu bermanfaat atau tidak. Dia sendiri tidak tahu karena tulisan Tome Pires baru ditemukan setelah 400 tahun sepeninggal beliau dan hingga kini, banyak informasi tentang masa itu termasuk tentang wilayah Indonesia. Jika Ini menginspirasi, maka menulislah.

Anti Pikun
Menulis adalah pekerjaan kreativitas yang akan membuat otakmu terus aktif dan berkembang. Kamu akan terus mengasah otak dari muda hingga tua. Kegemaranmu menulis akan membebaskanmu dari pikun. Banyak hal akan terus terjaga diotakmu dan kemungkinan jadi pikun akan terhindari. Jadi Jika ingin anti pikun dihari tua nanti, biasakan menulis.

Mengembangkan Kreatifitas diri
Seorang penulis agar karya tulisnya terus berdinamika memenuhi tuntutan jaman dan perkembangan jaman  yang up to date, maka punya kebiasaan mengembangkan diri. Kita bisa melihat profesi lain, seperti Pegawai Pemerintah yang bertugas di Kantor Kelurahan misalnya. Dari Muda hingga pensiun dia berdinas disana. dia menjalani rutinitas yang itu itu saja. dia sangat ahli dalam bidang tugasnya. Setelah pensiun apa dia dibutuhkan lagi keahliannya? Ternyata tidak. setelah pensiun dia tidak mungkin membuat kantor kelurahan di rumahnya sendiri.

Apa hubungan kisah tersebut dengan penulis? Hubungannya adalah sekalipun dia sangat ahli dalam bidang tugasnya, tapi pengembangan dirinya hanya pada bidang pemerintahan yang setelah pensiun langsung terhenti secara tiba tiba. Ini beda dengan Penulis. Seorang penulis itu dituntut belajar banyak hal dan tahu perkembangan serta sejarahnya. Penulis tidak kenal pensiun, kerja tidak perlu di kantor dan tidak dibatasi aturan yang mengikat hidupnya. Faktor Pengembangan Kreatifitas diri adalah hal yang harus dimiliki dan jadi alasan wajib bagi setiap penulis.

Maksudnya? selama ini dia penulis bergenre reportase kuliner. dia hanya menyajikan reportase berwujud tulisan. siapa yang tertarik? tidak akan ada yang baca sekalipun kamu seorang master. Mau tidak mau kamu harus belajar fotografi untuk mempercantik karya tulismu dengan foto. selanjutnya, Kamu dituntut untuk menyajikan ringkasan tulisanmu dalam wujud Info grafik. inilah yang saya maksud penulis itu punya perkembangan peningkatan kapasitas diri. Saya pribadi melihat beberapa sahabat yang super pandai karena sekolah hingga S3 dan pangkatnya tinggi di Pemerintahan. Mereka tidak menulis dan pada akhirnya topik pembicaraannya hanya itu itu melulu. Wawasannya jadi sempit.

Dari Kisah ini, dapat disimpulkan bahwa menulis akan membuat dirimu kreatif dan punya wawasan luas. Ingin seperti ini? maka menulislah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline