Dari segelintir tulisan saya baru sekali ini ingin menuliskan tentang aku bangga jadi anak petani kelapa sawit, tergelitik sedikit melihat teman-teman di Kompasiana menuliskan momentum dan empirisme yang dilakukan dalam kehidupan sehari-harinya entah itu tentang sosial ataupun budaya bahkan lainya.
Dari sanalah saya ingin sedikit bercerita tentang seorang anak petani kelapa sawit yang asal usulnya dari keluarga petani kelapa sawit hingga menjadi Planters di perkebunan kelapa sawit.
Bagaimana penasaran bukan mari kita simak cerita pribadi saya seorang anak petani kelapa sawit yang memulai mimpi menjadi seorang Planters di perkebunan kelapa sawit.
Seorang Anak Petani Kelapa Sawit
Nama saya Irawan Abidin aku hidup bersama dengan orang tua ku serta Abang (kakak) dan ayuk (kakak) aku 3 bersaudara kebetulan saya anak bungsu Yap anak terakhir, pasti berpikir manja sekali, kita lanjutkan ceritanya ya.
Yap kami tinggal di desa yang terpencil tepatnya di daerah Kuamang kuning kabupaten Bungo provinsi Jambi. Sebelum saya pindah ke Kuamang Kuning orang tua saya berdomisili di Jujuhan ilir dengan melihat situasi dan kondisi pada tahun 1998 bapak saya memutuskan untuk merantau ke daerah Kuamang kuning kebetulan di daerah tersebut sedang membuka transmigrasi pada era pak Soeharto.
Dengan melihat kondisi dan peluang yang ada bapak saya pada tahun 1998 memutuskan untuk pindah ke Kuamang Kuning dengan beralasan tuntutan ekonomi.
Sewaktu pindah ke Kuamang Kuning saya mendapatkan cerita dari bapak saya umur saya baru 1 bulan pada saat itu, dan kakak saya yang pertama berumur belasan tahun begitu pula dengan kakak perempuan saya.
Akhirnya kami menempati rumah yang diberikan oleh pemerintah dimana kondisi rumah pada saat itu adalah rumah kayu yang hanya ukuran nya tidak terlalu besar mungkin sekitar 6x6 meter dan memiliki 2 kamar.
Mulai kebayangkan dengan kehidupan kami di rumah 5 orang dengan kondisi yang lumayan cukup walaupun kadang hujan sering rembes oleh air hujan tetap kita syukuri.