Lihat ke Halaman Asli

Kenapa Mau Jadi Korban Pemerasan Si Macan?

Diperbarui: 17 Juni 2015   18:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14150333022117442461

[caption id="attachment_371771" align="aligncenter" width="460" caption="Tersangka Raden Nuh dkk di kantor polisi. Foto: Detiknews.com"][/caption]

Setelah sekian tahun berjaya di dunia maya dengan ciutan-ciutannya yang bombastis-tembak-sana-tembak-sini-namun-minim-bukti, akhirnya para admin akun Twitter triomacan2000 ditangkap dan ditahan polisi dengan tuduhan pemerasan. Para admin ini adalah Raden Nuh, Harry Koes, dan Edi Syahputra. Sementara pelapor adalah Abdul Satar, Dirut PT TBIG-Telkom.

Sebagaimana dituturkan oleh Akanit V Subdit Cyber Crime Ditreskrimsus Polda Metro Jaya Kompol Roberto Pasaribu, pemerasan ini dilakukan Raden Nuh dkk melalui pemberitaan media online.

"Dia menyebarkan pemberitaan berisi fitnah mengenai terlapor melalui media online, tetapi bukan asatunews.com," katanya  saat jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin (3/11/2014), seperti dilansir Detiknews.

Secara singkatnya, menurut penjelasan Kompol Roberto, fitnah-fitnah tentang Abdul Satar baik secara pribadi maupun hubungannya dengan kasus korupsi terkait para petinggi PT Telkom, dilancarkan oleh Raden Nuh cs melalui akun-akun twitter yang dikelola mereka dan pemberitaan media online. Abdul Satar telah membayarkan ratusan juta rupiah dalam beberapa kali pembayaran baik secara langsung maupun melalui transfer bank sebagai imbalan diberhentikannnya berita-berita tersebut, namun tidak menampakkan hasil yang memuaskan.

Sementara itu, Raden Nuh sendiri melakukan pembelaan melalui media online yang dimilikinya, yaitu Asatunews.com. Selain membantah tuduhan pemerasan, Raden Nuh juga memaparkan bahwa Abdul Satar sebenarnya juga pemilik Asatunews, dan diberikannya pembayaran-pembayaran dari Abdul Satar adalah sebagai bentuk tanggungjawab atas pembiayaan Asatunews yang sedang kolaps.

Tapi yahhh, mengingat kredibilitas ciutan-ciutan triomacan2000 selama ini yang memang jarang/minim/hampir tidak ada buktinya (diulas mendalam oleh Kompasianer Michitra  dan Zulfikar Akbar), dan setal tiga uang juga sama saja dengan isi media abal-abal Asatunews.com, kita bisa memperkirakan bagaimana pembuktian tuduhan polisi terhadap Raden Nuh dkk di pengadilan nanti.

Yang menarik adalah pertanyaan mengapa Abdul Satar bersedia membayar ratusan juta rupiah? Berarti bisa jadi memang "tak ada asap bila tak ada api", dan dalam hal ini akun triomacan2000 dengan cerdik menangkap gosip yang beredar serta memanfaatkannya. Mungkin sudah banyak korban selama ini, sampai-sampai kepolisian membuat himbuan agar para korban lainnya segera melapor.

Nah, siapakah kira-kira yang tidak mempan dihajar ciutan si macan? Sudah barang tentu orang yang yakin bahwa dirinya tidak bersalah, dan tidak perduli serta tidak mau melayani gosip-gosip tak jelas, apalagi membayar untuk itu.

Salah satu orang seperti ini contohnya adalah Pak Ahok, yang bersama-sama dengan Pak Jokowi menjadi sasaran tembak si macan pada saat pilgub DKI Jakarta 2 tahun lalu.

Pak Ahok disebut terlibat dalam kasus korupsi saat masih menjabat Bupati Belitung Timur. Saat ditanya wartawan apakah dia juga sempat diperas oleh pendiri akun itu, dia tak membantah. Namun membenarkan saat itu ada yang pernah mendatanginya meminta sejumlah uang agar tidak diserang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline