Lihat ke Halaman Asli

Results Quarterfinal Round All England Premier SS 2011 : Eropa Menggila, Srikandi Jepang Termotivasi

Diperbarui: 26 Juni 2015   07:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

12998998641119950066

Keberhasilan Kazushi Yamada membekuk unggulan ke-2 asal Indonesia, Taufik Hidayat ternyata mampu memotivasi pemain-pemain Jepang lainnya untuk mencapai performa maksimal pada turnamen ini. Dua kejutan besar kembali diciptakan oleh para srikandi Jepang. Sementara itu tim Jerman yang dimotori oleh Marc Zwiebler dan Michael/Birgit terus berhasil menghipnotis penonton National Indoor Stadium dengan kembali mendepak dominasi para unggulan.

[caption id="attachment_94628" align="alignleft" width="300" caption="Marie Roepke/Line Damkjaer Kruse"][/caption] Geliat bulutangkis benua Eropa pada turnamen ini sebenarnya sudah terdeteksi sejak babak pertama ketika Line/Marie asal Denmark yang berperingkat 111 dunia mampu memetik kemenangan atas unggulan ke-7 Greysia/Meli, 22-20, 21-16. Beberapa pemain Eropa lainnya seperti Jenny/Gabby dan pasangan Rusia, Valeri/Nina juga mampu mencuri satu set dengan tetap bermain maksimal hingga set ketiga dari para unggulan Asia yang berasal dari Taiwan dan China. Kemampuan para pebulutangkis Eropa yang terus berkemabang berlanjut hingga babak perempatfinal pada hari ini (11/3). Selain Denmark, Rusia dan Inggris, tim Jerman pun tak kalah spektakuler dengan meloloskan dua wakilnya ke babak semifinal.

Line Damkjaer Kruse dan Marie Roepke sebenarnya tidak dibebani target apapun dalam turnamen ini kecuali mempertunjukkan performa maksimal yang mereka miliki. Meskipun pasangan yang baru diduetkan akhir Januari lalu ini langsung mampu menjadi kampiun pada turnamen Swedish International Challenge dan runner up di turnamen Austrian International Challenge sebulan setelahnya, namun melihat ketatnya persaingan di turnamen ini membuat harapan keduanya sedikit menciut. Namun paska kemenangan di set pertama atas Gres/Meli dimana keduanya sudah tertinggal 17-20 dan mampu membalikkan keadaan menjadi 22-20 ternyata mampu memotivasi kuat keduanya bahwa mereka mampu mengalahkan siapapun jika mampu tampil maksimal.

Nama Marie Roepke mungkin agak terdengar asing bagi para pecinta bulutangkis dunia namun jika kita mendengar nama sang ibu, Lene Koppen, peraih dua gelar juara dunia tahun 1977 dan dua gelar All England di tahun 1979 dan 1980 menjadikan suatu alasan yang kuat mengapa Marie saat ini mampu menjadi salah satu pemain ganda terbaik di Eropa. Pada pertandingan hari ini (11/3), lagi-lagi duet Denmark tersebut kembali membuyarkan impian ganda senior Taiwan sekaligus unggulan teratas di turnamen ini, Chien Yu Chin/Cheng Wen Hsing, 21-18, 27-25. Namun untuk bisa meraih tiket final, lawan berat kembali akan menanti Marie/Line yaitu unggulan ke-3 asal China, Wang Xiaoli/Yu Yang. Wang/Yu melaju ke empat besar setelah mengalahkan ganda terbaik Korea, Ha Jung Eun/Kim Ming Jung, 21-11, 21-10.

“Benar-benar fantastis bisa mengalahkan top seeded”, ungkap Marie usai pertandingan. “Mungkin salah satu keunggulan kami karena ini pertandingan laga perdana kami di event super series, jadi belum banyak yang mengetahui kekuatan kami”, tambah Marie kemudian. “Di poin-poin akhir set kedua pengembalian kami terlalu terburu-buru dan beberapa tidak beruntung, tapi kami tetap berusaha maksimal, dan senang sekali bisa memenangi pertandingan ini dengan dua set”, urainya seraya tersenyum bangga. “Selalu menjadi keuntungan sendiri saat bermain sebagai underdog dan bisa membuat kejutan” ujar Line kemudian. “Ini awal yang sangat baik bagi kami dalam suatu turnamen besar karena kami baru dipasangkan tiga bulan terakhir. Saya harap ke depannya kita akan terus menjadi lebih baik” lanjut Line kemudian.

Sementara itu pada partai semifinal lainnya akan mempertemukan dua ganda Jepang yang kembali membuat kejutan di laga keduanya. Shizuka/Mami yang menjinakkan sang senior, Satoko/Miyuki pada turnamen German Open GP Gold pekan lalu serta Du Jing/Pan Pan pada laga kemarin kembali memperlihatkan eksistensinya dengan melibas ganda China lainnya, Tian Qing/Zhao Yunlei, 21-19, 15-21, 24-22. Meskipun sempat kehilangan konsentrasi di set ketiga saat unggul 20-18 dan tersusul oleh duo China, Shizuka/Mami tetap mampu bermain tenang dan menutup set ini lebih dulu dalam pertarungan berdurasi 70 menit tersebut. Ganda Jepang lainnya, Fujii Mizuki/Reika Kakiiwa tanpa banyak kesulitan menghentikan laju pasangan gado-gado, Anastasia/Petya, 21-15, 21-19.

[caption id="attachment_94629" align="alignleft" width="300" caption="Eriko Hirose"]

12999000141645380420

[/caption] Srikandi Jepang lainnya, Eriko Hirose juga ikut ‘tertular’ oleh semangat yang disulut Kazushi Yamada saat pertandingan melawan Taufik kemarin. Menjamu unggulan ke-5 asal India, Saina Nehwal, Eriko yang mendapatkan banyak keuntungan dari kesalahan sendiri yang dilakukan oleh Saina di set pertama baru memperlihatkan kemampuan terbaiknya di set kedua ketika mengakhiri perlawanan Saina, 21-11, 22-20. Langkah ini akan mempertemukan putri negeri sakura tersebut dengan Petya Nedelcheva setelah pemain Bulgaria tersebut menundukkan tunggal kualifikasi asal Singapura, Gu Juan, 21-16, 21-19. Di pool yang berbeda, China memastikan satu tiket final setelah mempertemukan dua tunggal terbaiknya, Wang Shixian (1) dan Wang Xin (3). Shixian harus berjibaku selama hampir 1 jam untuk mengalahkan Juliane Schenk, 17-21, 21-17, 21-11 sedangkan Xin menang atas kompatritonya, Jiang Yanjaio, 21-12, 21-15.

Sementara itu di sektor tunggal putra dan ganda campuran, persaingan juga diwarnai oleh kejutan yang terus dibukukan oleh wakil Jerman, Marc Zwiebler dan Michael Fuchs/Birgit Michels serta duet gado-gado, Hendra Setiawan/Anastasia Russkikh. Zwibler yang melibas Chen Jin di babak sebelumnya akhirnya menghentikan laju ‘sang bintang baru’, Kasuzhi Yamada melalu pertarungan rubber, 21-18, 17-21, 21-15. Hasil ini akan mempertemukan dirinya dengan sang ‘super’ Dan yang semakin dekat untuk mewujudkan final idealnya atas juara tahun lalu, Lee Chong Wei (1). Lin Dan menjungkalkan Nguyen Tien Minh (7), 21-17, 21-11 sedangkan Lee Chong Wei (1) mengubur Boonsak Ponsana, 21-15, 21-7.

Namun untuk bisa mendapatkan tiket final bersama Lin Dan, Lee harus mampu mengulang prestasinya dengan membekuk Chen Long (5) seperti pada turnamen Malaysia Open bulan Januari yang lalu. Chen Long yang saat ini sedang berada pada performa terbaiknya mengantongi kemenangan atas tunggal terbaik Eropa, Peter Gade (4), 21-12, 21-12.

Michael Fuchs/Birgit Michels yang sebelumnya menghentikan duet Tantowi/Liliyana (7) kembali menunjukkan taringnya saat kembali menjegal unggulan ke-4, Robert Mateusiak/Nadiezda Zieba, 17-21, 21-18, 21-18. “Benar-benar perasaan yang luar biasa, ini perempatfinal pertama kita di All England dan kita berhasil mengalahkan unggulan ke-4. Sungguh pertandingan dan kesuksesan yang luar biasa”, ungkap Michael usai pertandingan. “Cukup gila pertandingan tadi saat poin bergulir satu demi satu, 1-1, 2-2, dan seterusnya, benar-benar tidak ada reli-reli panjang” tambah Birgit. “Untuk bisa memenangkan gelar di turnamen ini mungkin akan sulit namun bisa mencapai semifinal pertama kami di All England benar benar luar biasa! Saya percaya kita mampu bermain tanpa tekanan, kita lihat saja nanti” lanjut Birgit kemudian.

Hasil ini akan mempertemukan keduanya dengan duet China, Xu Chen, Yu Yang yang harus berjuang 3 set untuk menjinakkan kompatriotnya sekaligus favorit juara turnamen ini, Zhang Nan/Zhao Yunlei, 12-21, 25-23,21-15. Sedangkan semifinal lainnya mempertemukan duet Indonesia/Rusia, Hendra Setiawan/Anastasia Russkikh dan Sudket Prapakamol/Saralee Thoungthongkam. Hendra/Anastasia membuat kejutan lainnya dengan mengandaskan duet Denmark, Joachim Fischer/Christinna Pedersen, 21-16, 12-21, 21-14 sedangkan Sudket/Saralee membungkam duo china, Tian/Zhao (8), 4-21, 21-18, 21-14.

[caption id="attachment_94631" align="alignleft" width="300" caption="Koo Kien Keat/Tan Boon Heong"]

12999005481928882142

[/caption]

Kabar buruk sepertinya masih enggan pergi dari kubu Indonesia. Kambali tim merah putih kehilangan dua wakil terakhirnya yang merupakan harapan terakhir di sektor ganda putra. Markis/Hendra (4) yang menantang Koo/Tan (5) akhirnya harus menyerah 21-19, 23-25, 21-11 setelah berjuang selama 50 menit. Sedangkan Bona/Ahsan (8) tidak mampu berbuat banyak saat meladeni ganda China, Chai Biao/Guo Zhendong. Keduanya kalah 18-21, 17-21. Dengan hasil ini, Koo/Tan akan kembali ‘rendevouz’ dengan sang juara dunia, Fu Haifeng/Cai Yun (6) yang melumat unggulan ke-2, Ko Sung Hyun/Yoo Yeon Seong, 21-17, 18-21, 21-17. Sedangkan Chai/Guo akan menantang unggulan teratas, Mathias/Carsten setelah duet terbaik Denmark tersebut menaklukkan tandem Malaysia, Mohd Zakry/Hoon Thien How, 21-19, 21-18.

(www.bulutangkismania.wordpress.com)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline