Setelah kehilangan semua wakil merah putih di sektor tunggal putri pada babak kualifikasi kemarin (8/3), tim Indonesia kembali harus menelan pil pahit ketika satu persatu pemain senior tunggal putra tak mampu melewati hadangan di laga perdana mereka hari ini (9/3) dan hanya menyisakan Hayom ke babak kedua.
[caption id="attachment_94329" align="alignleft" width="300" caption="Sony Dwi Kuncoro"][/caption] Dua pemain tulang punggung Indonesia, Sony Dwi Kuncoro dan Simon Santoso tampil cukup mengecewakan di laga perdana mereka pada turnamen tertua yang berusia lebih dari satu abad ini. Menghadapi tunggal China, Bao Chunlai, Sony kalah telak 10-21, 6-21 hanya dalam waktu kurang dari 30 menit. Di lapangan yang berbeda, nasib Simon juga tak begitu baik saat menjamu unggulan ke-8 asal Thailand, Boonsak Ponsana. SImon yang tampil dalam performa terbaiknya pada dua turnamen sebelumnya harus menyerah dua set langsung atas Boonsak.
Pertanda kekalahan Simon ini sudah terlihat sejak awal set pertama ketika permainan agresif Boonsak membuat Simon tertinggal 2-9 dan 7-13. Meskipun sempat memperkecil selisih poin menjadi 11-14, Simon kembali kembali tertinggal jauh 12-20 ketika beberapa kali pengembaliannya tak mampu mendarat dengan sempurna. Seperti mendapatkan 'second win', Simon sempat mendapatkan 7 poin beruntun dan nyaris menyamakan kedudukan ketika Boonsak berbalik melakukan beberapa kesalahan sendiri saat hanya membutuhkan 1 poin tambahan untuk menamatkan set ini. Namun harapan untuk menyamakan kedudukan pun buyar ketika Boonsak lebih dulu menutup set ini 21-19.
Di set kedua permainan Simon membaik dan lebih dapat meminimalisir kesalahannya. Setelah tertinggal 1-4 dan 5-9, Simon kembali mampu memperkecil selisih poin menjadi 8-9. Meskipun tampil lebih baik, namun agresivitas Simon sayangnya masih kalah dari Boonsak yang kembali mendominasi jalannya pertandingan di set kedua ini. Setelah melaju dengan 16-12 dan 18-14, Boonsak akhirnya mengakhiri perjuangan Simon 21-15 sekaligus memastikan tiket ke babak 16 besar.
[caption id="attachment_94330" align="alignleft" width="300" caption="Kazushi Yamada"]
[/caption] Setali tiga uang dengan Sony dan Simon, Taufik Hidayat (2) yang semestinya mampu memelihara asa tim Indonesia hingga bertemu Chen Jin di perempatfinal juga tak mampu bermain dalam performa terbaiknya ketika dihadang oleh jagoan Jepang, Kazushi Yamada. Seperti ulangan pertemuan terakhir keduanya di babak kedua turnamen Swiss Open SS 2010, kembali Taufik harus mengalami kekalahan telak atas tunggal peringkat 28 dunia tersebut 10-21, 14-21. Selain bermain lebih agresif, Kazushi juga sangat diuntungkan oleh banyaknya kesalahan sendiri yang dilakukan oleh Taufik di set pertama dan kedua.
Satu-satunya wakil Indonesia yang berhasil mempertahankan asa di sektor tunggal adalah Hayom Rumbaka yang memetik kemenangan atas tunggal India, Ajay Jayaram, 21-17, 21-19. Namun sayangnya di laga berikutnya Hayom sudah harus berjibaku dengan unggulan ke-5, Lin Dan untuk memperebutkan tiket delapan besar.
Di sektor gandapun para pemain Indonesia juga kurang begitu beruntung. Ganda putri Greysia/Meli yang diunggulkan di tempat ke-7, secara mengejutkan kalah dari ganda Denmark, Marie Roepke/Line Damkjaer, 20-22, 16-21. Dengan kekalahan ini, habis sudah harapan tim merah putih untuk mengoleksi gelar di sektor putri.
Sementara itu, di sektor campuran Indonesia juga sudah harus kehilangan tiga wakilnya, Fran/Pia, Nova/Vita, dan Rijal/Debby. Fran/Pia tidak mampu berbuat banyak saat meladeni peraih medali perunggu Olimpiade Beijing 2008, He Hanbin/Yu Yang dan menyerah 11-21, 15-21. Sedangkan tandem senior Nova/Vita juga takluk 14-21, 19-21 atas unggulan ke-4, Robert/Nadiezda asal Polandia. Performa yang juga ikut menurun adalah pasangan Rijal/Debby yang sempat tampil bagus saat meladeni ganda-ganda Asia di paruh akhir 2010. Namun ketika menghadapi duet tuan rumah, Nathan/Jenny, keduanya harus terjungkal 16-21, 19-21.
Satu-satunya pasangan Indonesia yang tersisa adalah Tantowi/Liliyana (7) ynag harus bekerja ekstra keras untuk mengatasi duet Malaysia, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying 21-12, 7-21, 21-19. Kesabaran dan kematangan permainan keduanya terutama di saat poin-poin kritis set ketiga mampu membalikkan keadaan setelah tertingggal 13-17 dan 15-18 menjadi keunggulan 21-19. Duet gado-gado, Hendra/Anatsia juga menacatat kemenangan mudah atas ganda Ukraina, Valeriy/Elena, 21-10, 21-10.
Pasangan senior, Alvent/Hendra AG juga mencatat kekalahan tak terduga atas duet Polandia, Michal Logosz/Adam Cwalina, 16-21, 17-21. Michal menggaet Adam menjadi pasangannya setelah partner lamanya, Robert Mateusiak memutuskan untuk lebih berkonsentrasi bersama Nadiezda di sektor campuran. Asa di sektor ini berhasil dipelihara ketika duet Bona/Ahsan (8) dan Markis/Hendra (4) membukukan kemenangan atas lawan-lawannya. Bona/Ahsan akhirnya mampu menjinakkan pasangan Malaysia, Fairuz/Ong setelah berjibaku 3 set, 21-10, 19-21, 21-14 sedangkan Markis/Hendra mendepak Chan Peng Soon/Lim Khim Wah, 21-10, 25-23.
[caption id="attachment_94331" align="alignleft" width="300" caption="Kamilla Rytter Juhl/Christinna Pedersen"]
[/caption] Beberapa kejutan yang terjadi di sektor ganda diukir oleh Christinna/Kamila (Denmark) yang menumbangkan unggulan ke-2, Satoko/Miyuki, 14-21, 23-21, 21-13. Duet Jepang yang sebenarnya sudah unggul 20-19 di set kedua, tidak mampu bermain lebih sabar dan akhirnya berbalik menjadi bumerang ketika kalah 21-23. Beberapa performa pasangan ganda yang cukup meningkat ditunjukkan oleh duet Rusia, Valeri/Nina yang mampu mencuri 1 set atas ganda China, Tian Qing/Zhao Yunlei 21-15 di set kedua setelah kalah 13-21 di set kedua. Namun sayangnya di set ketiga keduanya tak mampu bangkit dan menyerah 13-21 (www.bulutangkismania.wordpress.com).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H