Pada usia ke-704, Kabupaten Gowa telah melalui perjalanan panjang yang penuh warna dalam sejarah Nusantara. Dari kerajaan besar yang menguasai perdagangan maritim hingga pusat peradaban Islam, Gowa pernah berdiri tegak sebagai simbol kejayaan. Tokoh-tokoh seperti Sultan Hasanuddin, Karaeng Pattingalloang, Daeng Pamatte, dan Syekh Yusuf Al-Makassari mengukir prestasi luar biasa yang tidak hanya dikenal di Nusantara, tetapi juga di dunia internasional. Kini, di tengah tantangan zaman modern, Gowa memiliki kesempatan emas untuk kembali menemukan kejayaannya. Namun, untuk itu, kita membutuhkan pemimpin yang mampu melanjutkan semangat perjuangan para leluhur dan menjadikannya relevan untuk masa depan.
Mengenang Kejayaan Gowa: Nilai-Nilai yang Perlu Diwarisi
Sejarah Gowa adalah sejarah yang dibangun oleh pemimpin-pemimpin yang berani, cerdas, dan memiliki visi jauh ke depan. Daeng Pamatte, dengan inovasinya dalam menciptakan aksara Lontara, menunjukkan betapa pentingnya ilmu pengetahuan dan komunikasi dalam membangun sebuah kerajaan. Karaeng Pattingalloang, sebagai pemimpin intelektual, membawa ilmu pengetahuan Barat ke Makassar, menjadikan Gowa sebagai pusat kebudayaan yang terbuka terhadap dunia. Sultan Hasanuddin, dengan keberaniannya melawan penjajahan Belanda, menunjukkan pentingnya menjaga kedaulatan dan martabat bangsa. Sementara itu, Syekh Yusuf, sebagai ulama dan pejuang, memperjuangkan kebebasan dengan dasar moralitas dan spiritualitas yang kuat.
Para pemimpin ini tidak hanya berpikir untuk dirinya sendiri, tetapi untuk kesejahteraan dan kemajuan rakyatnya. Mereka berjuang dengan semangat persatuan, pengetahuan, dan keberanian. Ini adalah nilai-nilai yang perlu dihidupkan kembali jika kita ingin melihat Gowa kembali berjaya di masa mendatang.
Membangun Gowa Masa Depan dengan Semangat Kejayaan Masa Lalu
Untuk mengembalikan kejayaan Gowa, kita memerlukan pemimpin yang tidak hanya memiliki visi pembangunan ekonomi dan kesejahteraan sosial, tetapi juga memahami pentingnya kebudayaan, pendidikan, dan pemberdayaan masyarakat. Di sinilah pilihan kita untuk calon pemimpin Kabupaten Gowa 2024 akan memainkan peran besar dalam menentukan arah pembangunan Gowa ke depan.
Dua pasangan calon yang akan bertarung dalam Pilkada Gowa 2024, yakni Amir Uskara dan Irmawati Haeruddin (AURAMA) serta Husniah Talenrang dan Darmawangsyah Muin (HATI DAMAI), menawarkan berbagai program yang menarik. Namun, jika kita melihat lebih dalam, keduanya membawa visi yang sangat relevan dengan semangat perjuangan Gowa di masa lalu.
Pasangan AURAMA menawarkan program-program yang fokus pada peningkatan kesejahteraan langsung masyarakat, seperti pupuk gratis untuk petani dan kemudahan akses layanan kesehatan. Program ini sangat penting dalam menciptakan kemajuan ekonomi yang merata. Namun, dari segi penguatan kebudayaan dan intelektual, program mereka lebih terfokus pada kebutuhan dasar tanpa banyak memperhatikan pentingnya pembangunan sektor budaya atau ilmu pengetahuan yang menjadi kekuatan utama Gowa di masa lalu.
Di sisi lain, pasangan HATI DAMAI menawarkan program yang lebih komprehensif dan berorientasi pada pembangunan jangka panjang. Program pendidikan gratis untuk semua, tambahan kuota PKH, serta peningkatan insentif bagi Ketua RT/RW adalah langkah-langkah yang akan langsung meningkatkan kualitas hidup dan memperbaiki kesejahteraan rakyat. Namun, yang lebih mencolok adalah komitmen mereka untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemberdayaan ekonomi.
Program ini sangat sejalan dengan semangat kebersamaan dan keberanian yang ditunjukkan oleh para pemimpin Gowa masa lalu, seperti yang dilakukan oleh Syekh Yusuf dan Sultan Hasanuddin yang berjuang untuk kesejahteraan dan kedaulatan rakyatnya.
HATI DAMAI lebih terlihat sejalan dengan nilai-nilai yang pernah membangun kejayaan Kerajaan Gowa. Melalui pendidikan yang inklusif dan pemberdayaan ekonomi, mereka berfokus pada penciptaan generasi muda yang cerdas dan mandiri, yang akan menjadi kekuatan utama untuk membangun Gowa di masa depan.