Lihat ke Halaman Asli

Ira Lathief

TERVERIFIKASI

A Friend for Everybody, A Story Teller by Heart

"Bohemian Rhapsody", Melihat Freddy Sang Legenda Hidup Kembali

Diperbarui: 5 November 2018   15:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Istimewa (www.zeffirellis.com)

Jarang jarang ada suatu film yang  bisa membuat gue "tersihir" sepanjang film...

Salah satu dari yang langka itu adalah Bohemian Rhapsody film biopic tentang sang legenda Freddy Mercury dan Queen. Mungkin banyak orang setuju kalau Queen adalah band terbesar di abad 20, jauh melampaui band legendaris lainnya seperi  The Beatles.

Sampai saat ini belum pernah ada band musik lain yang lagu-lagunya  paling sering diputar di berbagai kesempatan untuk membangkitkan semangat, seperti ajang perhelatan olahraga, ruang kelas kelas hingga seminar motivasi, menyaingi lagu lagu Queen seperti lagu We Will Rock You, We are the Champion, Bohemian Rhapsody dll.

Jadi ketika ada kabar bakal ada film biopic tentang Queen, saya sangat menantikan film ini sejak lama. Dan yes, menonton film yang disutradarai Brian Singer ini seperti mengalami langsung sihir magis sepanjang film. Seluruh elemen dari film ini sangat sempurna. Akting aktor utama Rami Malik sungguh mempesona menghidupkan sosok Freddy, begitupun akting para cast lain juga sama mempesona.

Penonton disuguhi runutan cerita yang apik di balik latar belakang penciptaan lagu lagu seperi Love of My Life, We Will Rock You, dan tentu saja lagu fenomenal Bohemian Rhapsody yang awalnya dipandang sebelah mata oleh pihak perusahaan rekaman dan juga para kritikus. Film ini sendiri juga menjawab misteri tentang terdengarnya kata seperti "Bismillah" dalam lagu Bohemian Rhapsody. Saya ingat sekali dulu pernah ada rumor yg berspekulasi bahwa Freddy adalah dulunya seorang muslim.

Film ini juga dengan apik menampilkan sisi manusiawi dan kerapuhan Freddy Mercury yg karena gaya hidupnya membuat Freddy mengidap penyakit Aids. Adegan paling menyentuh adalah saat Ayah Freddy yang sangat kaku dan tak pernah setuju dengan pilihan karir musik sang anak, pada akhirnya luluh setelah menyaksikan kedigdayaan Queen saat tampil di konser amal Live Aid di stadion Wimbledon yg megah dan ditonton jutaan org dan disiarkan langsung di televisi nasional. Tak ada hal yang lebih indah di dunia ini bagi seorang anak selain mendapatkan restu dari orang tua dlm menjalani pilihan hidup apapun itu

Konon, Hidup seorang Manusia tergantung dari apa yang ia yakini. Semasa hidupnya, Freddy Mercury telah meyakini bahwa dirinya adalah "The Legend" yang akan terus dikenang karena karya karyanya. Dan sepertinya keyakinan Freddy itu benar terbukti , bahkan puluhan tahun sejak ia meninggal tahun 1991 di usia 45 th. Nyawa Freddy Mercury tetap hidup dalam lagu lagu abadi Queen yang terus digaungkan hingga kini.

Freddy Mercury (dan Queen) adalah sungguh sebuah legenda abadi. 

Fearless spirit lives forever.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline