Lihat ke Halaman Asli

Ira Lathief

TERVERIFIKASI

A Friend for Everybody, A Story Teller by Heart

Kala Reza Rahadian Menjelma Menjadi Chairil Anwar, Sang Penakluk Wanita

Diperbarui: 16 November 2017   20:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber foto: kapanlagi.com

 

Bagaimana rasanya melihat Reza Rahardian bermesraan dan bercumbu dengan banyak perempuan cantik di depan matamu?

Bagi para penggemar Reza Rahardian, pemandangan ini mungkin akan bikin suasana hati rada semriwing gimana gitu..hihihi...

Akting seorang Reza Rahardian mmg gak diragukan lagi, bukan cuma dlm film tapi juga di atas panggung teater. Kemarin saya melihat langsung akting Reza di teater berjudul "Perempuan Perempuan Chairil" yg diadakan di Taman Ismail Marzuki dan diproduseri oleh Happy Salma. Kebetulan saya juga suka puisi puisi Chairil Anwar dan banyak baca tentang kisah hidupnya dari berbagai tulisan. Jadi saat rencana kisah hidup Chairil dihidupkan dengan diperankan si ganteng Reza Rahardian, saya benar-benar penasaran dan tak sabar menanti untuk melihat bagaimana dua tokoh yang saya idolakan menjadi satu.

dok pribadi

Puisi-puisi Chairil Anwar selain banyak tentang semangat perjuangan, juga banyak berkisah tentang perempuan. Dan semasa hidupnya Chairil memang dikenal sebagai sosok Flamboyan yang banyak dikelilingi wanita, dan lalu menjadi inspirasi dalam puisi-puisi yang dibuatnya. Dan teater ini mengangkat tentang 4 wanita yg mengisi hati Chairil, yaitu Ida (Marsha Timothy), Sri (Chelsea Islan), Mirat (Tara Basro), dan Hapsah (Sita). Sungguh bikin tersenyum melihat bagaimana Chairil sang penyair kere, "hanya" dengan bermodalkan puisi puisi dan rayuan gombalnya bisa memikat hati banyak perempuan cantik, modern, dan juga populer di kalangan pria. Dalam lakon ini banyak adegan di mana Chairil bermesraan dengan wanita-wanita cantik itu yang membuat saya tak lepas menatap dengan nanar karena mupeng...hohoho...

Namun jalan hidup mmg sulit ditebak, Chairil memilih menikahi Hapsah perempuan lugu dari desa bertubuh besar (yang sering dipanggil "Gajah" oleh Chairil) dan sering ga mudeng dangan puisi puisi Chairil. Gaya hidup Chairil yg bohemian dan tidak punya penghasilan tetap akhirnya yang membuat Chairil dan Hapsah berpisah. Namun walaupun sepanjang hidupnya selalu kere dan susah, Chairil punya cita-cita besar untuk "hidup abadi".

dok pribadi

Ada adegan yang paling saya suka, saat Chairil bercerita kepada Hapsah, bahwa ia ingin saat sudah mati nanti, puisi-puisinya terus hidup dan pusaranya terus dikunjungi orang. Sepertinya cita-cita ini tercapai. Chairil Anwar memang mati muda di usia 27th karena berbagai komplikasi penyakit di antaranya sipilis. Tapi lebih dari setengah abad setelah kepergiannya, spirit Chairil terus hidup melalui puisi-puisinya .

Hari kematian Chairil juga diperingati sebagai Hari Sastra, dan sampai kini makam Chairil di Karet Bivak terus diziarahi banyak orang. Melalui puisi-puisinya, Chairil Sang "Binatang Jalang" mungkin akan terus hidup hingga seribu tahun lagi sepertt yang ia cita-citakan.

"Cinta adalah bahaya yang lekas jadi pudar"
(Chairil Anwar)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline