Tahukah Anda bahwa lagu kebangsaan Indonesia Raya diciptakan Wage Rudolf Supratman melalui proses perenungan panjang, rangkaian shalat malam, dan membaca ayat ayat Al Quran untuk mencari petunjuk/inspirasi serta berkali kali harus ditangkap Polisi Kolonial Belanda?
Saya pun baru tahu tentang ini setelah menonton film WAGE yang sedang tayang di bioskop. Berkat film Wage yang disutradarai John de Rantau ini, saya yang awam sejarah hidup WR Supratman jadi tahu sang pahlawan itu juga dulunya selain bergelut sebagai Musisi , ia juga seorang Jurnalis dan Novelis/Sastrawan.
Ternyata proses perjuangan Wage sebagai musisi yang menciptakan lagu lagu dengan semangat perjuangan juga tdk mudah. Ia rela meninggalkan hidup nyamannya yang berkecukupan sebagai anggota grup band di Makasar untuk merantau ke Tanah Jawa demi mengikuti kata hatinya bergabung dengan pemuda pemuda di organisasi pergerakan . Di Batavia , Wage hidup prihatin dan bekerja sebagai Jurnalis dan Novelis bertema perjuangan, sambil terus ikhtiar menciptakan lagu lagu bertema perjuangan spt Indonesia Raya , Ibu Kita Kartini dll.
Dalam film ini diperlihatkan bagaimana proses panjang Wage dalam mencipta lagu Indonesia Raya yang pertama kali diperdengarkan di Kongres Pemuda tahun 1928 di Batavia yang lalu diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda. Wage juga melewati proses perenungan panjang, rangkaian shalat malam, dan membaca ayat ayat Al Quran untuk mendapatkan inspirasi /ilham dalam membuat lirik lagu Indonesia Raya.
Sebagai musisi yang berani menciptakan lagu lagu yang membangkitkan semangat perjuangan, langkah Wage juga tidak mudah karena ia terus jadi buruan polisi hingga bertahun tahun sampai harus lari ke berbagai kota dan akhirnya dipenjara juga. Ada kalimat yg berkali kali diucapkan Wage saat tertangkap Polisi ; "Indonesia Pasti Merdeka...Indonesia Pasti Merdeka!"
Keyakinan Wage itu memang mewujud jadi nyata , walau Wage tak sempat menyaksikan. WR Supratman meninggal di tahun 1938 pada usia 35 th hanya beberapa hari setelah ia keluar dari penjara karena sakit. Sayangnya ia tak sempat menjadi saksi lagu gubahannya diperdengarkan saat Kemerdekaan Indonesia.
WR Supratman telah dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional dan hari lahirnya diperingati sebagai Hari Musik Nasional. Patung Peringatan WR Supratman juga dibangun di tengah tengah Kota Purworejo, kota kelahirannya. Dan "roh" Wage terus hidup dalam benak rakyat Indonesia setiap kali lagu Indonesia Raya dinyanyikan. Ada hal yang terluput banyak org bahwa WR Supratman adalah seorang pengikut jemaah Ahmadiyah yang sampai saat ini sayangnya seringkali mendapat stigma negatif di masyarakat. Dalam film ini juga ada adegan yang menunjukkan saat Wage mengikuti jemaaah Ahmadiyah untuk lebih mendekat dengan nilai nilai spiritualitas .
Saya sungguh senang makin banyak film Indonesia yang menampilkan kisah hidup para tokoh tokoh pahlawan yang menunjukkan betapa pentingnya peran mereka bagi bangsa Indonesia.
Dan film Wage adlh film Biopic yang wajib ditonton karena kisah perjuangan hidup WR Supratman yang diangkat di film Wage ini bahkan tak bs kita temukan catatan jejaknya di Wikipedia
Pemeran Wage di film ini dimainkan oleh Rendra aktor muda pendatang baru dari Jogja yang berakting sangat memikat. Kabarnya ia rela belajar alat musik dari awal untuk film ini. Dan saya baca dari artikel online, kata saksi hidup soerang teman Wage yang kini sudah berusia 100th, pemeran Wage (Rendra) ini mirip banget dengan Wage asli, baik fisiknya, suara dan juga cara jalannya . Dan saat ziarah ke makam Wage, Rendra seperti tersugesti mendengar suara di telinganya membisikkan kalimat "Bangunlah jiwanya, Bangunlah Raganya"...uwow..
Segeralah nonton film ini di bioskop dalam beberapa hari ini sebelum layar bioskop habis tersapu bersih oleh film Justice League dari Hollywood.
" Tubuhku boleh terpenjara, tapi jiwaku bebas merdeka" (Wage Rudolf Supratman) Catatan tambahan : Film Wage ini juga suda bisa disaksikan /cari di Youtube.