Tahukah Anda, di ujung utara Jakarta, ada sebuah kawasan yang merupakan kampung Kristen tertua di Jakarta (atau jangan-jangan se-Indonesia?) Di kampung inilah bermukim orang orang Indonesia keturunan Portugis yang sudah mendiami kota ini sejak abad ke-17. Dari kampung inilah juga asal muasal musik keroncong yang kini dikenal sebagai musik tradisional Indonesia.
Nama kampung itu adalah Kampung Tugu, atau juga dijuluki sebagai Portuguese Village yang terletak di kawasan Semper, Jakarta Utara. Banyak orang Jakarta sendiri tidak ngeh dengan keberadaan kampung ini, yang saat ini dikepung oleh banyaknya kontainer dan truk truk berseliweran. Padahal masyarakat di Kampung Tugu punya banyak kekayaan budaya yang begitu unik dan tidak ditemukan di tempat lain.
Hari Minggu kemarin (8 Januari), saya datang ke Perayaan Mandi Mandi di Kampung Tugu. Ini adalah ritual tahunan yang diadakan tiap minggu pertama di awal tahun. Tujuan dari Upacara Mandi-mandi ini adalah silahturahmi untuk saling memaafkan, agar setiap orang bisa menjalani tahun baru yang penuh sukacita. Upacara Mandi-mandi diisi dengan prosesi berdoa bersama, lalu saling melumuri bedak basah ke wajah orang lain, sambil diiringi dengan alunan musik keroncong dan juga menari nari bersama.
Walaupun tempat tinggal saya sangat dekat dengan Kampung Tugu, tapi ini baru pertama kalinya menghadiri Perayaan Mandi-mandi di Kampung Tugu. Saya mendapatkan informasi tentang acara ini, karena tahun lalu pernah mengadakan kegiatan food tour ke Kampung Tugu bersama Jakarta Food Adventure.
Perayaan Mandi-mandi tahun ini di Kampung Tugu ternyata begitu spesial. Saya pun takjub begitu menginjakkan kaki di lokasi dan mengetahui begitu banyak undangan orang penting VVIP yang hadir, dari mulai Duta Besar negara Timor Leste, hingga Xanana Gusmao, mantan Presiden Timor Leste. Acara ini pun sangat banyak dihadiri oleh wartawan dan juga wisatawan lokal yang datang dari penjuru Jakarta. Tampaknya acara mandi-mandi tahun ini begitu dipromosikan secara besar besaran.
Keberadaan Xanana Gusmao di acara ini begitu mencolok dan memikat hati banyak orang dan pengunjung. Bukan karena ia adalah tokoh VVIP, tapi karena sebagai "orang besar" ia begitu ramah dan hangat kepada semua orang yang hadir. Sejak memberikan sambutan di atas panggung, Xanana “berpidato” dengan sangat santai dan juga banyak candaan. Lalu ketika Upacara Mandi-mandi dimulai dengan mulai membedaki wajah masing masing, Xanana pun juga tampak sangat membaur dengan dengan membedaki wajah banyak orang, juga membiarkan orang lain membedaki wajahnya.
Orang orang juga dengan mudahnya mengajak Xanana berselfie ria dengan akrab. Sepanjang acara, Xanana juga ikut bernyanyi, menari, dan tampak sangat menikmati berbaur dengan semua orang di sana. Tidak hanya Xanana, tapi semua orang yang hadir di sana memang tampak bergembira ria bersama.
Di sela sela acara, panitia juga telah menyiapkan santapan untuk para hadirin, dan kami pun bisa mencicipi aneka masakan seperti gado-gado siram hingga kue pisang udang yang merupakan makanan khas Kampung Tugu. Wah kapan lagi bisa hadir di perayaan budaya yang seru sekaligus mencicipi kuliner khasnya?
Sayangnya menurut saya, keberadaan Kampung Tugu juga Perayaan Mandi-mandi seperti ini selama ini kurang begitu dipromosikan sebagai kekayaan budaya di Jakarta. Padahal acara seperti ini bagus sekali untuk dipromosikan sebagai atraksi budaya yang mendatangkan banyak wisatawan lokal/asing. Saat di perayaan Mandi Mandi ini, saya mendengar ada seorang wisatawan yang bilang, acara ini lebih seru dibandingkan Festival Songkran (festival tembak-tembakan air) di Bangkok yang begitu terkenal di kalangan para turis.
Berdasarkan informasi yang saya dapat dari salah satu orang Kampung Tugu, acara tahun in mendapatkan sponsor/dana dari Xanana Gusmao/Timor Leste, yang saat ini menjadi penggerak perhimpunan komunitas Portugis di Asia Pasifik. Karena itu perayaan tahun ini bisa dibilang begitu meriah. Saya sangat terkesan mendengar ini, mengingat dahulu saat Timor Timor masih bergabung dengan Indonesia, Xanana Gusmau sebagai pemimpin gerilyawan adalah musuh besar penguasa rezim Orde Baru selama puluhan tahun. Tapi setelah Timor Timor lepas dari Indonesia dan Xanana Gusmao menjadi Presiden pertama negara Timor Leste, tampaknya Xanana Gosmao aktif menjalin kembali hubungan baik dengan Indonesia.
Saya jadi teringat, 10 tahun lalu pernah menonton film dokumenter tentang Xanana Gosmao (Xanana) yg dibuat oleh seorang filmmaker dari Amerika, yang menceritakan biografi perlawanan Xanana dengan tentara Indonesia, perjuangannya membawa Timor Leste merdeka hingga akhirnya berusaha menjalin hubungan kembali (rekonsiliasi) dengan Indonesia. Di film itu juga ditunjukkan saat Xanana mau mengunjugi kembali Rutan Salemba, tempat ia pernah ditahan sebagai tahanan politik.